Ilustrasi: Pesan Ilahi untuk Kesaksian
Ayat Kisah Rasul 22:18 mencatat sebuah momen krusial dalam perjalanan pelayanan Rasul Paulus. Setelah mengalami pertobatan yang luar biasa di jalan menuju Damaskus, Paulus dipenuhi oleh panggilan ilahi untuk menjadi saksi Kristus. Namun, panggilan ini tidak selalu disambut dengan tangan terbuka, bahkan di tempat yang paling diantisipasi. Ayat ini mengungkapkan firman langsung dari Yesus Kristus kepada Paulus, sebuah perintah yang tegas dan spesifik: "Segeralah dan keluarlah segera dari Yerusalem, karena mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku."
Pesan ini datang pada saat Paulus berada di Yerusalem. Yerusalem adalah jantung keagamaan dan spiritual bagi orang Yahudi, tempat di mana Yesus sendiri mengajar, mati, dan bangkit. Bagi Paulus, yang sebelumnya adalah penganiaya gereja, kembali ke Yerusalem sebagai seorang pengikut Kristus adalah sebuah tindakan keberanian yang luar biasa. Ia mungkin berharap menemukan penerimaan dan dukungan di sana, di kota yang begitu sentral bagi imannya yang baru. Namun, visi ini menunjukkan realitas yang berbeda.
Pesan "mereka tidak akan menerima kesaksianmu" adalah peringatan keras. Ini bukan berarti Paulus harus berhenti bersaksi tentang Kristus. Sebaliknya, ini adalah petunjuk tentang di mana dan bagaimana kesaksiannya akan lebih efektif. Yesus memperingatkan Paulus bahwa di Yerusalem, yang merupakan pusat penolakan terhadap diri-Nya, kesaksian Paulus pun akan ditolak. Konteks historis menunjukkan bahwa banyak pemimpin Yahudi di Yerusalem sangat menentang Injil, memandang pengikut Yesus sebagai ancaman terhadap tradisi dan otoritas mereka.
Perintah untuk "segeralah dan keluarlah segera" menekankan urgensi dan ketegasan dari firman Tuhan. Paulus tidak diberi banyak waktu untuk merenung atau ragu. Ia dipanggil untuk bertindak cepat, melepaskan diri dari situasi yang berpotensi berbahaya dan tidak produktif untuk kesaksiannya. Ini mengajarkan kita bahwa terkadang, jalan yang dipilih Tuhan bagi kita mungkin mengharuskan kita meninggalkan tempat yang familiar atau bahkan harapan yang kita pegang. Prioritasnya adalah untuk menyebarkan pesan keselamatan ke tempat-tempat yang lebih siap menerimanya.
Kisah ini mengingatkan kita akan kedaulatan Tuhan dalam mengarahkan hamba-hamba-Nya. Meskipun Paulus memiliki keinginan yang kuat untuk bersaksi, Tuhanlah yang menentukan waktu, tempat, dan cara yang paling efektif. Perintah Yesus kepada Paulus untuk meninggalkan Yerusalem bukanlah penolakan terhadap dirinya, melainkan sebuah penataan ulang strategi misi yang ilahi. Ini menunjukkan bahwa visi Tuhan sering kali melampaui pemahaman dan rencana manusia.
Lebih dari itu, ayat ini berbicara tentang pentingnya mendengarkan dan mematuhi suara Tuhan. Paulus, meskipun memiliki pengalamannya yang unik, tetap tunduk pada arahan Kristus. Keputusan untuk segera meninggalkan Yerusalem adalah bukti dari hatinya yang terus tertuju pada Tuhan dan kesiapannya untuk melangkah ke mana pun ia dipimpin. Ini adalah pelajaran berharga bagi setiap orang percaya: untuk memiliki telinga yang terbuka terhadap suara Tuhan dan keberanian untuk bertindak sesuai dengan firman-Nya, bahkan ketika itu berarti perubahan arah yang tak terduga. Kisah Rasul 22:18 adalah pengingat bahwa panggilan ilahi seringkali memerlukan ketepatan waktu dan penyesuaian strategi demi kebaikan Injil.