Iman

Kisah Rasul 22:21 - Iman yang Gigih di Tengah Cobaan

"Tetapi kata-Nya kepadaku: 'Pergilah, sebab Aku akan menyuruh engkau pergi jauh-jauh kepada bangsa-bangsa lain.'"

Kisah Rasul pasal 22 ayat 21 mengukir momen krusial dalam pelayanan Rasul Paulus. Setelah mengalami penglihatan dan panggilan ilahi yang mengubah hidupnya di jalan menuju Damsyik, Paulus terus berjuang untuk memahami sepenuhnya kehendak Tuhan bagi dirinya. Ayat ini merefleksikan sebuah percakapan langsung antara Paulus dan Yesus Kristus, yang menggarisbawahi mandat ilahi yang luar biasa: untuk menjadi rasul bagi bangsa-bangsa non-Yahudi.

Dalam konteks bab ini, Paulus sedang memberikan pembelaan diri di hadapan orang banyak di Yerusalem yang penuh amarah. Ia menceritakan kembali pengalamannya di jalan menuju Damsyik, di mana ia melihat cahaya terang dan mendengar suara Kristus. Namun, ketika ia menyampaikan bahwa Yesus memerintahkannya untuk pergi kepada bangsa-bangsa lain, reaksi orang banyak berubah menjadi lebih ganas lagi. Mereka tidak mau mendengarkan lebih lanjut dan berseru, "Singkirkan orang ini dari muka bumi, sebab tidak layak ia hidup!"

Di sinilah ayat 21 menjadi titik balik yang mengharukan. Di tengah ancaman maut dan penolakan keras, Yesus berbicara kepada Paulus. Perkataan ini bukan hanya sekadar instruksi, tetapi penegasan kembali dari misi yang telah diberikan kepadanya. "Pergilah," kata Yesus, sebuah perintah yang mengandung kekuatan dan otoritas. Namun, yang lebih penting adalah bagian selanjutnya: "sebab Aku akan menyuruh engkau pergi jauh-jauh kepada bangsa-bangsa lain."

Ayat ini secara gamblang menunjukkan dua aspek penting. Pertama, ketaatan yang tanpa syarat. Meskipun Paulus baru saja mengalami penolakan dan kebencian yang luar biasa dari sesamanya orang Yahudi, ia tidak goyah. Kristus mengingatkan dan menegaskan kembali arah pelayanannya, dan Paulus, seperti yang akan terbukti dalam kisah hidupnya, memegang teguh mandat ini.

Kedua, jangkauan universal Injil. Perintah untuk pergi kepada bangsa-bangsa lain menunjukkan bahwa kasih karunia Allah dan keselamatan yang ditawarkan melalui Yesus Kristus tidak terbatas pada satu kelompok etnis atau agama saja. Ini adalah undangan terbuka bagi seluruh umat manusia. Paulus dipilih sebagai wadah khusus untuk mewartakan kabar baik ini kepada gentile, memperluas Kerajaan Allah melampaui batas-batas yang sebelumnya ada.

Kisah ini menjadi inspirasi bagi setiap orang percaya. Betapa seringnya kita menghadapi penolakan, kesalahpahaman, atau bahkan permusuhan ketika kita mencoba untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Namun, seperti Paulus, kita diingatkan bahwa panggilan kita datang langsung dari Kristus. Suara-Nya adalah penuntun utama, dan mandat-Nya adalah yang terpenting. Ayat 22:21 mengajarkan kita untuk tidak gentar menghadapi kesulitan, tetapi untuk tetap teguh pada panggilan ilahi kita, mengetahui bahwa Allah yang memanggil, juga yang akan memberdayakan dan mengarahkan langkah kita, bahkan ke tempat-tempat yang paling tak terduga.

Perjuangan Paulus melawan kesulitan, penolakan, dan tantangan fisik maupun spiritual untuk menjalankan panggilannya adalah bukti nyata dari iman yang gigih. Kisah ini mengingatkan kita bahwa pelayanan yang sejati seringkali tidak mudah, tetapi dampaknya bisa sangat luas dan abadi. Melalui perkataan Kristus dalam ayat ini, Paulus diperkuat untuk terus maju, membawa pesan penebusan kepada dunia yang sangat membutuhkannya.