Kisah Rasul 24:1

"Dan setelah lima hari, Ananias, seorang imam kepala, datang bersama beberapa orang tua-tua dan seorang pengacara bernama Tertulus. Mereka menghadap wali negeri dan menyampaikan tuduhan mereka terhadap Paulus."

Ilustrasi pengacara dan imam menghadap wali negeri Imam Tua-tua Tua-tua Tertulus Mahkamah

Kisah Rasul 24:1 mengawali babak penting dalam perjalanan pelayanan Rasul Paulus. Setelah dianiaya dan ditangkap di Yerusalem, dan kemudian diselamatkan dari pembunuhan oleh campur tangan militer Romawi, Paulus dibawa ke Kaisarea untuk diadili. Kaisarea adalah kota pesisir yang penting, berfungsi sebagai pusat administrasi Romawi di Yudea.

Ayat ini menggambarkan bagaimana para penuduh Paulus, yang terdiri dari Ananias, seorang imam kepala, beberapa orang tua-tua dari kaum Yahudi, dan seorang pengacara yang lihai bernama Tertulus, tiba di Kaisarea. Tujuan kedatangan mereka jelas: untuk mengajukan tuntutan resmi terhadap Paulus di hadapan wali negeri, Feliks. Nama Tertulus disebutkan secara spesifik, menunjukkan bahwa mereka telah mempersiapkan diri dengan baik untuk menyajikan argumen mereka. Penggunaan seorang pengacara profesional menunjukkan keseriusan dan upaya terorganisir untuk menjatuhkan Paulus.

Penting untuk dicatat jeda waktu lima hari yang disebutkan. Ini mungkin merujuk pada lima hari setelah Paulus tiba di Kaisarea, atau setelah peristiwa penangkapannya di Yerusalem. Jeda ini memberikan waktu bagi para penuduh untuk berkumpul, menyusun strategi, dan mempersiapkan diri untuk presentasi mereka. Mereka datang bukan hanya sebagai individu yang marah, tetapi sebagai delegasi yang diutus, membawa serta otoritas dari Sanhedrin, badan keagamaan dan hukum Yahudi.

Kisah ini menyoroti konflik yang mendalam antara ajaran Paulus dan penolakan dari sebagian besar pemimpin Yahudi. Paulus, seorang rasul yang diutus untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain, seringkali menjadi sasaran permusuhan. Namun, di hadapan otoritas Romawi, tuduhan yang dilayangkan kepadanya bukanlah pelanggaran agama murni, melainkan seringkali dibingkai sebagai agitasi politik atau gangguan ketertiban. Hal ini terlihat dari cara mereka menuduhnya sebagai "penyakit dan penyebab kerusuhan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia" dalam ayat-ayat berikutnya.

Pertemuan di hadapan Feliks ini merupakan titik krusial dalam perjalanan Paulus. Ia harus mempertanggungjawabkan imannya dan pelayanannya di hadapan kekuasaan duniawi. Penggambaran para penuduhnya yang datang dengan persiapannya yang matang, lengkap dengan penasihat hukum, menunjukkan betapa seriusnya ancaman yang dihadapi Paulus. Namun, keberanian dan hikmat yang diberikan Tuhan kepada Paulus akan memungkinkannya untuk membela diri dengan efektif, meskipun harus melewati serangkaian persidangan yang panjang.

Kisah Rasul 24:1 bukan hanya mencatat sebuah peristiwa sejarah, tetapi juga mengajarkan tentang ketekunan dalam menghadapi penganiayaan dan kebenaran dalam menghadapi tuduhan palsu. Ini adalah gambaran nyata tentang bagaimana pemberitaan Injil seringkali disertai dengan oposisi, tetapi juga bagaimana kuasa ilahi bekerja melalui para hamba-Nya dalam situasi yang paling menekan sekalipun.