Kisah Para Rasul 25:24 - Kisah Paulus di Hadapan Agripa

"Lalu Agripa berkata kepada Paulus: 'Boleh juga engkau membela dirimu sendiri.' Maka Paulus mengulurkan tangannya lalu mulai membela diri."
Paulus Agripa Kursi Pengadilan Berbicara

Kisah Para Rasul pasal 25 ayat 24 membuka jendela ke dalam momen dramatis dalam kehidupan Rasul Paulus. Setelah mengalami berbagai penganiayaan dan penangkapan, Paulus akhirnya dibawa ke hadapan Raja Agripa II dan Permaisuri Berenike. Situasi ini bukanlah sebuah sidang pengadilan biasa, melainkan sebuah kesempatan yang diberikan oleh gubernur Romawi Festus untuk menjelaskan alasannya ditahan.

Festus, dalam kebingungannya mengenai kasus Paulus, meminta Agripa untuk mendengar langsung dari Paulus. Ia berharap Agripa, yang memiliki pengetahuan tentang adat istiadat dan pertanyaan-pertanyaan orang Yahudi, dapat membantunya menemukan dasar tuduhan yang jelas. Dengan demikian, Agripa beserta jajarannya yang terkemuka di Kaisarea, atas undangan Festus, berhadapan dengan Paulus. Ini adalah sebuah panggung yang besar, dihadiri oleh orang-orang berkuasa.

Ayat 24, "Lalu Agripa berkata kepada Paulus: 'Boleh juga engkau membela dirimu sendiri.'" menandai titik krusial. Ini adalah izin resmi bagi Paulus untuk menyampaikan pembelaannya, sebuah kesempatan yang telah lama ia nantikan di tengah tuduhan-tuduhan yang dilemparkan kepadanya. Kata-kata Agripa, meskipun mungkin diucapkan dengan nada kebosanan atau sekadar formalitas, membuka pintu bagi Paulus untuk menggemakan Injil.

Tanggapan Paulus terhadap kesempatan ini patut dicontoh. Tanpa ragu, ia memanfaatkan momen tersebut. "Maka Paulus mengulurkan tangannya lalu mulai membela diri." Penguluran tangan ini bukan sekadar gerakan fisik, melainkan simbol kesiapan, keberanian, dan kerinduan untuk bersaksi. Ia tidak hanya membela dirinya dari tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar, tetapi lebih penting lagi, ia menggunakan kesempatan ini untuk memberitakan tentang harapan dalam Yesus Kristus.

Dalam pembelaannya yang panjang, Paulus menceritakan kembali perjalanan hidupnya, dari seorang penganiaya gereja menjadi seorang rasul yang setia. Ia menjelaskan panggilan yang diterimanya dari Kristus dan bagaimana ia taat kepada penglihatan surgawi itu. Ia berbicara tentang pesan keselamatan yang ia bawa, sebuah pesan yang bertujuan untuk membuka mata orang-orang, membebaskan mereka dari kegelapan kepada terang, dan dari kuasa Iblis kepada Allah. Ia juga menekankan bahwa ajaran yang ia sampaikan bukanlah sesuatu yang baru atau asing, melainkan kelanjutan dari apa yang telah dinubuatkan oleh para nabi.

Momen ini menjadi saksi bisu akan kekuatan iman dan keberanian seorang hamba Tuhan di hadapan otoritas duniawi. Meskipun Agripa dan para pendengarnya mungkin tidak seluruhnya menerima pesan Paulus, atau bahkan merasa bingung, kesaksian Paulus tidak sia-sia. Kisah ini mengajarkan kepada kita pentingnya kesaksian yang jelas, keberanian untuk berbicara kebenaran, dan keyakinan bahwa Tuhan akan memberikan kesempatan yang tepat untuk menyampaikan kabar baik-Nya.