Kisah Rasul 27:21

"Dan setelah beberapa lama lamanya tidak makan, lalu berkatalah Paulus kepada mereka: ‘Saudara-saudara, harusnya kamu mendengarkan perkataanku dan jangan berangkat dari Kreta untuk menambah celaka dan kerugian ini.’"
Badai

Kisah Rasul pasal 27 mencatat salah satu perjalanan penting dalam pelayanan Rasul Paulus. Dalam ayat 21, kita menemukan momen krusial di mana Paulus, yang sedang dalam perjalanan sebagai tahanan menuju Roma, memberikan peringatan keras kepada nahkoda dan penumpang kapal. Situasi yang dihadapi sangatlah genting; badai dahsyat telah mengamuk selama berhari-hari, membuat semua harapan terancam sirna. Mereka telah terombang-ambing di Laut Adriatik, terpisah dari daratan, dan dalam kondisi fisik yang sangat lemah akibat tidak makan.

Dalam keadaan yang penuh keputusasaan ini, Paulus berdiri teguh. Ia tidak hanya mengeluh atau meratapi nasibnya, melainkan tampil sebagai pemimpin yang bijaksana dan berwibawa. Kata-katanya, "Saudara-saudara, harusnya kamu mendengarkan perkataanku dan jangan berangkat dari Kreta untuk menambah celaka dan kerugian ini," menunjukkan penyesalan yang mendalam atas keputusan yang telah diambil sebelumnya. Keputusan untuk berlayar dari Kreta meskipun cuaca buruk bukanlah saran Paulus, melainkan keputusan para pelaut yang lebih mengutamakan kepentingan ekonomi daripada keselamatan.

Peringatan Paulus ini bukan sekadar ramalan, melainkan buah dari hikmat ilahi dan pemahaman yang mendalam tentang situasi. Ia telah diperingatkan sebelumnya bahwa perjalanan ini akan membawa bahaya besar (Kisah Para Rasul 27:10), namun nasihatnya tidak didengarkan. Kini, badai dan kerugian itu benar-benar terjadi. Ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya mendengarkan nasihat yang bijak, terutama ketika datang dari mereka yang memiliki hikmat dan pengalaman. Keputusan untuk mengabaikan kehati-hatian demi keuntungan sesaat seringkali berujung pada penyesalan yang mendalam.

Lebih dari itu, kisah ini menyoroti keteguhan iman Paulus. Meskipun ia adalah seorang tahanan, ia tidak kehilangan harapan. Sebaliknya, ia menjadi sumber kekuatan dan ketenangan bagi orang lain. Pesannya bukan hanya berisi peringatan, tetapi juga jaminan dari Tuhan bahwa tidak ada nyawa yang akan hilang, meskipun kapal akan hancur. Imannya telah teruji dalam berbagai pencobaan, dan kali ini pun, ia menunjukkan bahwa kepercayaan kepada Tuhan adalah jangkar yang kokoh di tengah badai kehidupan yang paling hebat sekalipun.

Pesan dari Kisah Rasul 27:21 ini relevan bagi kita hingga kini. Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, seringkali kita dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Apakah kita akan mendengarkan suara hati nurani dan nasihat yang baik, atau terbawa arus pragmatisme dan kepentingan diri sendiri? Kisah Paulus mengingatkan kita untuk selalu mengutamakan hikmat, kehati-hatian, dan yang terpenting, kepercayaan penuh kepada Tuhan, agar kita dapat melewati badai kehidupan dengan teguh dan keluar sebagai pemenang. Keteguhan iman Paulus di tengah bahaya adalah teladan abadi bagi setiap orang yang mencari arah di lautan kehidupan yang terkadang bergelora.