"Tetapi Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dengan lebih dahulu Ia beritakan oleh mulut semua nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias harus menderita."
Ayat dari Kitab Para Rasul pasal 3 ayat 18 ini merupakan inti dari pewartaan para rasul setelah peristiwa kenaikan Yesus Kristus ke surga. Ayat ini bukan hanya sekadar pengingat sejarah, melainkan sebuah deklarasi iman yang kuat, menegaskan bahwa penderitaan yang dialami Mesias telah dinubuatkan jauh sebelumnya oleh para nabi. Ini adalah bukti konkret bahwa rencana keselamatan Allah terbentang sejak permulaan, dan Yesus adalah penggenapan janji tersebut.
Setelah mukjizat penyembuhan orang lumpuh di gerbang Indah Bait Allah oleh Petrus dan Yohanes, banyak orang berkumpul karena takjub. Dalam kesempatan inilah, Petrus berpidato di hadapan orang banyak, menjelaskan bahwa penyembuhan itu bukanlah karena kekuatan mereka, melainkan karena iman kepada Yesus Kristus, Sang Mesias yang telah mereka salibkan. Petrus kemudian menegaskan bahwa apa yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah yang mahatahu.
Kisah rasul rasul 3 18 mengingatkan kita akan dua hal krusial. Pertama, penggenapan nubuat. Para nabi Perjanjian Lama, seperti Yesaya, telah menubuatkan tentang seorang hamba Tuhan yang akan menderita bagi umat-Nya. Penderitaan Kristus bukanlah sebuah kecelakaan atau kegagalan, melainkan sebuah keniscayaan yang telah direncanakan oleh Allah untuk menebus dosa manusia. Ini menunjukkan konsistensi dan kesetiaan Allah dalam memenuhi janji-Nya.
Kedua, peran Yesus sebagai Mesias. Ia adalah Mesias yang dijanjikan, yang kedatangan-Nya ditunggu-tunggu. Namun, Mesias yang datang bukanlah raja duniawi yang membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Romawi secara fisik, melainkan seorang Mesias yang membawa pembebasan spiritual dari kuasa dosa dan kematian melalui penderitaan-Nya. Penderitaan ini menjadi jembatan bagi umat manusia untuk dapat berdamai kembali dengan Allah.
Dengan memahami kisah rasul rasul 3 18, kita diajak untuk melihat penderitaan Kristus bukan sebagai akhir, melainkan sebagai awal dari keselamatan. Kematian-Nya di kayu salib, yang sempat dianggap sebagai kekalahan oleh banyak orang, justru menjadi kemenangan terbesar. Kesaksian para rasul terus bergema sepanjang zaman, menyatakan bahwa melalui penderitaan Mesias, setiap orang yang percaya beroleh pengampunan dosa dan hidup kekal. Pesan ini tetap relevan hingga kini, menawarkan harapan dan kepastian bagi siapa pun yang mau menerima anugerah keselamatan yang telah Allah sediakan melalui Anak-Nya yang terkasih.
Peristiwa ini juga menunjukkan keberanian dan keyakinan para rasul. Mereka tidak gentar untuk mewartakan kebenaran, bahkan di hadapan orang banyak yang mungkin masih terkejut atau bahkan menolak. Mereka yakin bahwa Yesus adalah Mesias yang menderita, bangkit, dan naik ke surga, dan melalui Dia, keselamatan tersedia bagi semua bangsa. Ini adalah inti dari Injil yang terus diberitakan hingga kini.