Kitab Kisah Para Rasul menyajikan narasi yang kaya tentang awal mula gereja Kristen dan penyebaran Injil. Salah satu bagian penting yang seringkali menarik perhatian adalah khotbah Petrus setelah mukjizat penyembuhan orang lumpuh di Gerbang Indah Bait Allah. Dalam Kisah Rasul 3:24, kita menemukan penegasan yang kuat mengenai keberlangsungan janji ilahi yang telah diwariskan dari generasi para nabi.
Khotbah Petrus, yang tercatat dalam pasal ketiga, bukan sekadar laporan tentang penyembuhan ajaib. Lebih dari itu, ini adalah sebuah pernyataan teologis yang fundamental. Petrus dengan berani menghubungkan mukjizat tersebut dengan karya Mesias yang dijanjikan, yaitu Yesus Kristus. Ia menekankan bahwa Yesus, yang telah mereka tolak dan salibkan, adalah yang diutus Allah untuk memberkati umat-Nya dengan memalingkan setiap orang dari kejahatannya.
Ayat 3:24 menjadi puncak dari argumen Petrus. Ia menyatakan bahwa tidak hanya para nabi kontemporer, tetapi juga seluruh pewaris tradisi kenabian, mulai dari Samuel hingga yang terakhir, semuanya telah berbicara tentang masa ini. Pernyataan ini sangat signifikan karena menempatkan peristiwa yang sedang terjadi—khotbah Petrus, penyembuhan, dan kebangkitan Yesus—sebagai bagian integral dari rencana keselamatan Allah yang telah diungkapkan sejak lama. Ini membuktikan bahwa kedatangan Yesus bukan peristiwa mendadak atau acak, melainkan penggenapan dari janji-janji yang telah diberikan Allah melalui para hamba-Nya yang setia.
Peran Samuel dalam penegasan ini patut dicatat. Sebagai hakim dan nabi terakhir sebelum era raja-raja di Israel, Samuel memiliki otoritas spiritual yang besar. Dengan menyebut namanya, Petrus menunjukkan bahwa janji Mesias telah hadir dalam kesadaran umat Allah sejak masa-masa awal pembentukan bangsa Israel. Ini memperluas cakrawala pemahaman kita tentang bagaimana Allah bekerja sepanjang sejarah, mempersiapkan umat-Nya untuk kedatangan Juru Selamat.
Bagi para pendengar khotbah Petrus, pernyataan ini pasti menimbulkan perenungan mendalam. Mereka yang pernah mendengar nubuat-nubuat para nabi kini dihadapkan pada kenyataan yang memenuhi nubuat tersebut di hadapan mata mereka. Penyembuhan orang lumpuh yang tadinya dianggap sebagai keajaiban biasa kini dilihat sebagai tanda kebangkitan Mesias. Ini adalah panggilan untuk bertobat dan beriman, untuk menerima Yesus sebagai Kristus yang dijanjikan.
Kisah Rasul 3:24 mengajarkan kita tentang konsistensi dan kesetiaan Allah dalam memenuhi janji-Nya. Ini juga mengingatkan kita bahwa iman Kristen dibangun di atas fondasi kenabian yang kokoh, yang berpusat pada Yesus Kristus. Memahami konteks historis dan teologis dari ayat ini membantu kita menghargai kedalaman rencana keselamatan Allah dan pentingnya iman kepada Yesus sebagai penggenapan dari segala yang telah dinubuatkan.