"Ketika mendengar hal itu, mereka bersama-sama menyaringkan suara kepada Allah, katanya: 'Ya Tuhan, Kaulah yang menjadikan langit dan bumi dan laut dan segala isinya.'"
Ayat ke-24 dari pasal keempat Kitab Para Rasul ini terukir dalam momen krusial dalam sejarah gereja mula-mula. Setelah Petrus dan Yohanes, dua dari murid terdekat Yesus, dihadapkan dan bahkan diancam oleh para pemimpin agama di Yerusalem karena memberitakan kebangkitan Kristus, mereka tidak gentar. Sebaliknya, mereka kembali kepada jemaat dan bersama-sama memanjatkan doa yang penuh keyakinan. Doa ini bukan sekadar ungkapan kepasrahan, melainkan sebuah pernyataan iman yang mendalam terhadap kekuasaan dan kedaulatan Allah.
Mereka mengakui bahwa Allah adalah Pencipta segalanya. Pengakuan ini sangat penting. Di tengah situasi yang mengancam, di mana kekuatan manusia tampak begitu besar, para rasul mengingatkan diri mereka sendiri dan jemaat bahwa Allah adalah sumber segala kuasa. Langit, bumi, laut, dan segala isinya adalah ciptaan-Nya. Ini berarti bahwa tidak ada kekuatan, baik politik maupun agama, yang dapat melampaui kekuasaan Sang Pencipta. Pernyataan ini menjadi jangkar iman yang kokoh di tengah badai tantangan.
Salah satu aspek penting dari kisah ini adalah persatuan mereka dalam doa. Frasa "mereka bersama-sama menyaringkan suara kepada Allah" menunjukkan solidaritas dan kesatuan hati di antara para rasul dan jemaat. Dalam menghadapi penolakan dan penganiayaan, mereka tidak terpecah belah, melainkan semakin merapatkan barisan dalam doa. Persatuan ini adalah cerminan dari kesatuan yang diajarkan oleh Yesus sendiri, yaitu agar murid-murid-Nya menjadi satu, sama seperti Dia dan Bapa adalah satu.
Ketika gereja menghadapi kesulitan, kekuatan persatuan dalam doa menjadi elemen vital. Doa yang dipanjatkan bersama tidak hanya menguatkan individu, tetapi juga membangun persekutuan yang tangguh. Doa ini mengajarkan bahwa di hadapan Allah, tidak ada perbedaan status atau jabatan, semua adalah anak-anak-Nya yang bersatu dalam kasih dan iman.
Kisah Rasul 4:24 memberikan pelajaran berharga bagi umat percaya di masa kini. Ketika kita menghadapi berbagai tekanan, ketidakpastian, atau bahkan penolakan dalam menjalankan iman kita, penting untuk kembali kepada Allah dengan keyakinan penuh. Mengingat bahwa Dia adalah Penguasa alam semesta, yang memiliki kuasa atas segala sesuatu, dapat memberikan kedamaian dan kekuatan.
Selain itu, kisah ini menekankan pentingnya persatuan dalam doa. Dalam dunia yang seringkali terfragmentasi, kita dipanggil untuk membangun komunitas iman yang solid, saling mendukung, dan berdoa bersama. Doa yang tulus dan bersatu dapat menghasilkan dampak yang luar biasa, menguatkan iman kita, dan memampukan kita untuk tetap teguh dalam kesaksian kita tentang Kristus. Seperti para rasul di masa itu, kita pun dapat mengalami bagaimana Allah menjawab doa-doa yang dipanjatkan dengan iman dan persatuan.