"Sesudah itu mereka keluar dari hadapan Mahkamah Agama dengan hati gembira karena mereka telah dianggap layak menderita oleh karena nama-Nya."
Ayat ini dari Kisah Para Rasul 5:41 menyimpan makna mendalam tentang keberanian dan sukacita yang luar biasa. Mari kita selami lebih dalam kisah yang tersirat di baliknya. Para rasul, setelah sebelumnya melakukan banyak tanda ajaib dan memberitakan Injil dengan penuh kuasa, kini menghadapi penolakan dan aniaya dari para pemimpin agama. Mereka ditangkap, diadili, bahkan dicambuk. Namun, alih-alih merasa putus asa atau takut, respons mereka justru mencengangkan: mereka keluar dari hadapan Mahkamah Agama dengan hati yang gembira.
Mengapa mereka bisa merasakan sukacita ketika baru saja mengalami penderitaan fisik dan dipermalukan di depan umum? Jawabannya terletak pada pemahaman mereka tentang arti penderitaan tersebut. Mereka tidak melihatnya sebagai sebuah hukuman atau kegagalan, melainkan sebagai sebuah kehormatan. Penderitaan itu menjadi bukti bahwa mereka telah mengambil bagian dalam jalan yang sama seperti Yesus Kristus sendiri. Menderita demi nama-Nya adalah sebuah panggilan mulia, sebuah tanda bahwa mereka telah setia kepada ajaran yang mereka sebarkan, bahkan ketika itu menuntut pengorbanan.
Kisah ini mengajarkan kita sebuah perspektif yang berbeda tentang kesulitan. Seringkali, ketika kita menghadapi tantangan, kesedihan, atau penganiayaan, reaksi alami kita adalah mengeluh, marah, atau merasa menjadi korban. Namun, para rasul menunjukkan bahwa ada dimensi spiritual yang lebih tinggi. Sukacita mereka bukanlah sukacita duniawi yang bergantung pada keadaan yang menyenangkan, melainkan sukacita yang berasal dari kesadaran akan kebenaran dan kesetiaan kepada Tuhan.
Mengapa nama Yesus begitu berharga sehingga penderitaan demi nama-Nya mendatangkan sukacita? Yesus adalah Sang Juru Selamat, pembawa kedamaian, kebenaran, dan kehidupan kekal. Mengabdi kepada-Nya berarti berada di pihak kebaikan, menjadi bagian dari rencana ilahi yang lebih besar. Ketika para rasul diperlakukan buruk karena nama Yesus, mereka tahu bahwa mereka sedang berjalan di jalan yang benar, membawa pesan harapan dan keselamatan bagi dunia.
Kisah ini adalah pengingat yang kuat bagi kita di masa kini. Tantangan yang kita hadapi, sekecil apapun, dapat menjadi kesempatan untuk menguji iman dan memperdalam hubungan kita dengan Tuhan. Mampukah kita menemukan sukacita dalam melayani Tuhan, bahkan ketika jalan itu terasa sulit? Mampukah kita melihat penderitaan bukan sebagai akhir, tetapi sebagai bagian dari proses pertumbuhan spiritual? Para rasul telah menunjukkan jalannya. Mereka membuktikan bahwa kesetiaan kepada Tuhan dan keyakinan pada kebenaran-Nya dapat memberikan kekuatan dan sukacita yang melampaui segala penderitaan duniawi. Mari kita meneladani semangat mereka, terus melayani dengan hati gembira, dan menjadi saksi yang kuat di tengah dunia.