Kisah Rasul 6:4 - Doa dan Pelayanan

"Tetapi kami akan terus menerus berdoa dan melayani dalam pengajaran rasul-rasul."

Dalam perjalanan pelayanan gereja mula-mula, tantangan selalu ada. Kehadiran jemaat yang terus bertambah membawa berkat, namun juga menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru. Salah satu tantangan awal yang dihadapi para rasul tergambar jelas dalam Kisah Para Rasul pasal 6. Ketika para jemaat berbahasa Yunani mengeluhkan bahwa janda-janda mereka diabaikan dalam pembagian bantuan harian, para rasul menyadari bahwa fokus utama mereka, yaitu doa dan pemberitaan firman, terancam terganggu oleh tugas-tugas administratif yang memakan waktu.

Menghadapi situasi ini, para rasul tidak mengabaikan keluhan tersebut. Sebaliknya, mereka mengambil langkah bijak. Mereka memanggil seluruh jemaat dan berkata, "Kami tidak merasa cocok untuk meninggalkan Firman Allah demi melayani meja." Pernyataan ini bukan berarti menolak tanggung jawab pelayanan, melainkan menegaskan prioritas dan panggilan utama mereka. Para rasul memahami bahwa inti dari pelayanan mereka adalah menguatkan iman jemaat melalui pengajaran yang mendalam dan menghubungkan mereka dengan Tuhan melalui doa yang tekun.

Kemudian, mereka mengusulkan solusi yang brilian: memilih tujuh orang dari antara jemaat yang dikenal baik, penuh Roh Kudus, dan bijaksana, untuk mengurus keperluan sehari-hari dan pembagian bantuan. Ini adalah momen krusial yang menunjukkan bagaimana gereja harus berkembang dan beradaptasi. Para rasul memberikan teladan pentingnya pendelegasian tugas, mempercayakan tanggung jawab kepada anggota jemaat yang lain, sehingga mereka dapat fokus pada hal-hal yang paling esensial.

Ayat Kisah Rasul 6:4 menjadi inti dari penegasan para rasul setelah Solusi tersebut disepakati. Mereka menyatakan komitmen mereka dengan tegas: "Tetapi kami akan terus menerus berdoa dan melayani dalam pengajaran rasul-rasul." Kalimat ini mencerminkan dedikasi yang tak tergoyahkan terhadap dua pilar utama pelayanan Kristen: doa sebagai sarana komunikasi dan persekutuan dengan Tuhan, serta pengajaran yang membangun iman dan karakter jemaat. Para rasul sadar bahwa tanpa dasar doa yang kuat dan pemberitaan Firman yang murni, pelayanan mereka akan kehilangan kekuatan dan arah.

Kisah ini memberikan pelajaran berharga bagi gereja di segala zaman. Penting bagi para pemimpin rohani untuk senantiasa menjaga keseimbangan antara berbagai aspek pelayanan. Tugas-tugas praktis memang penting dan harus ditangani dengan baik, namun tidak boleh sampai menggeser fokus dari persekutuan dengan Tuhan melalui doa dan peneguhan iman melalui pengajaran Firman. Dengan mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh orang lain dan tetap berpegang teguh pada panggilan utama, gereja dapat bertumbuh secara sehat, baik secara spiritual maupun dalam pelayanan sosialnya. Para rasul dalam Kisah 6:4 menegaskan bahwa fokus pada doa dan pengajaran adalah kunci keberhasilan pelayanan yang berakar pada kehendak Tuhan.