"Tetapi setelah mereka percaya kepada Injil itu dan kepada apa yang telah diberitakan oleh Filipus, mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan."
Ayat dari Kisah Para Rasul 8:12 ini adalah momen krusial dalam penyebaran Injil setelah peristiwa penganiayaan terhadap jemaat di Yerusalem. Ketika banyak orang Kristen terpencar, Injil justru tersebar lebih luas. Filipus, salah satu dari tujuh diaken, pergi ke kota Samaria dan mulai memberitakan Kristus di sana. Samaria, yang memiliki sejarah kompleks dengan Yahudi, menjadi tempat yang tidak terduga untuk diterimanya kabar baik. Namun, justru di sana, banyak orang mendengar Firman dan melihat tanda-tanda ajaib yang menyertainya.
Inti dari ayat ini terletak pada dua respons utama yang ditunjukkan oleh penduduk Samaria: percaya kepada Injil dan memberi diri mereka dibaptis. Percaya kepada Injil berarti menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan memahami ajaran-Nya tentang Kerajaan Allah. Ini bukan sekadar persetujuan intelektual, melainkan sebuah perubahan hati dan pikiran yang mendalam. Mereka memahami bahwa pengorbanan Kristus adalah jalan penebusan dosa mereka, dan janji kehidupan kekal tersedia melalui iman kepada-Nya.
Selanjutnya, tindakan baptisan adalah sebuah simbol publik dari komitmen iman mereka. Baptisan, baik bagi laki-laki maupun perempuan, menandakan penyatuan mereka dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Ini adalah upacara inisiasi ke dalam komunitas orang percaya, sebuah pernyataan jelas bahwa mereka telah meninggalkan cara hidup lama dan memulai perjalanan baru dalam Kristus. Di bawah kepemimpinan Filipus, penerimaan Injil di Samaria menjadi bukti nyata kuasa Allah yang melintasi batas-batas etnis dan sosial. Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa iman yang sejati akan selalu menghasilkan pertobatan dan tindakan nyata yang menunjukkan perubahan hidup.
Kisah Rasul 8:12 menjadi penegasan penting bahwa keselamatan bukanlah hanya untuk satu kelompok tertentu, melainkan untuk semua orang yang percaya. Pesan Injil yang dibawa oleh para rasul dan para pengikut Kristus berikutnya mampu menjangkau berbagai kalangan, termasuk mereka yang sebelumnya dianggap "orang luar." Pengalaman di Samaria ini menjadi sebuah tonggak sejarah yang membuktikan bahwa rencana Allah untuk menebus dunia melalui Yesus Kristus bersifat universal. Percaya dan bertobat, sebagaimana yang dilakukan oleh penduduk Samaria, adalah langkah fundamental bagi setiap individu yang ingin memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan.
Kisah ini juga mengingatkan kita akan pentingnya keberanian dalam memberitakan Firman, seperti yang ditunjukkan oleh Filipus. Meskipun ia menghadapi kemungkinan penolakan atau kesulitan di Samaria, ia tetap teguh dalam misinya. Hasilnya adalah pemulihan dan pembaharuan yang meluas, yang mencakup tidak hanya individu tetapi juga seluruh komunitas. Dengan demikian, Kisah Para Rasul 8:12 bukan hanya cerita tentang masa lalu, tetapi juga sebuah teladan yang relevan bagi gereja di masa kini dalam hal penginjilan, penerimaan, dan pertumbuhan iman.