Roh

Kisah Rasul 8:29 - Roh Kudus Membimbing

"Berkatalah Roh kepada Filipus: “Mendekatlah dan ikutilah kereta itu.”"

Kisah Para Rasul pasal 8 membuka lembaran baru dalam penyebaran Injil setelah penganiayaan yang hebat melanda jemaat di Yerusalem. Di tengah goncangan tersebut, para rasul tersebar ke seluruh Yudea dan Samaria, membawa terang Kristus ke tempat-tempat yang sebelumnya belum terjamah. Di antara mereka yang terpanggil menjadi saksi adalah Filipus, seorang diaken yang penuh dengan iman dan Roh Kudus.

Ayat 29 dari pasal ini menampilkan sebuah momen krusial yang menunjukkan betapa aktifnya Roh Kudus dalam memimpin karya pelayanan para hamba-Nya. Filipus, yang sebelumnya memberitakan Kristus dengan penuh kuasa di Samaria, kini mendapatkan arahan ilahi yang spesifik. Bukan dari sesama manusia, bukan dari perencanaan strategis yang disusun sendiri, melainkan dari firman langsung Roh Kudus. Perintah itu sederhana namun penuh makna: "Mendekatlah dan ikutilah kereta itu."

Arahan ini tidak datang secara acak. Roh Kudus selalu mengetahui waktu yang tepat dan orang yang tepat untuk dijangkau. Di hadapan Filipus, ada seorang sida-sida dari Ethiopia, seorang pejabat istana yang berkuasa, yang sedang melakukan perjalanan pulang setelah beribadah di Yerusalem. Ia sedang membaca kitab Yesaya, sebuah Kitab Suci yang mengandung nubuat tentang kedatangan Mesias. Namun, tanpa bimbingan, ia mungkin hanya akan membaca tanpa memahami makna sesungguhnya.

Di sinilah peran sentral Roh Kudus terlihat. Roh Kudus yang sama yang menginspirasikan para nabi untuk menulis kitab suci, kini membimbing seorang hamba-Nya untuk menafsirkan dan menjelaskan kebenaran yang terkandung di dalamnya. Filipus, dengan ketaatan yang luar biasa, segera bergerak. Ia tidak bertanya alasan, tidak ragu, apalagi menunda. Ia percaya bahwa setiap arahan dari Roh Kudus memiliki tujuan ilahi yang mulia.

Saat Filipus mendekat dan berlari ke samping kereta, ia mendengar sida-sida itu membaca Kitab Yesaya. Inilah kesempatan emas. Filipus, yang dipandu oleh Roh Kudus, bertanya dengan ramah, "Adakah padamu mengerti apa yang kaubaca?" Pertanyaan sederhana ini membuka pintu percakapan yang mendalam. Sida-sida itu, yang mengakui ketidakmengertiannya, mengundang Filipus untuk naik dan duduk bersamanya.

Dari sinilah, Filipus mulai menjelaskan Kitab Suci dari nas yang sama itu, memberitakan Injil Yesus Kristus kepadanya. Roh Kudus tidak hanya membimbing Filipus untuk mendekat, tetapi juga memberikannya hikmat dan keberanian untuk menyampaikan pesan keselamatan dengan cara yang dapat dimengerti oleh sida-sida itu. Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa kuasa Roh Kudus tidak hanya memampukan hamba-Nya untuk melakukan mukjizat, tetapi juga untuk mengenali dan merespons pekerjaan Allah yang sedang berlangsung, bahkan dalam detail-detail kecil seperti sebuah perjalanan kereta.

Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya kepekaan terhadap suara Roh Kudus dalam kehidupan kita sehari-hari. Seperti Filipus, kita dipanggil untuk taat pada arahan-Nya, bahkan ketika arahannya terasa tidak biasa atau tidak masuk akal bagi logika manusia. Roh Kudus adalah pemandu kita yang paling setia, membuka jalan, memberikan pengertian, dan menginspirasikan kita untuk membawa pesan kasih dan keselamatan Kristus kepada orang lain. Biarlah kita senantiasa membuka hati dan telinga kita untuk mendengarkan dan mengikuti tuntunan-Nya.