Babak kehidupan Saulus dari Tarsus merupakan salah satu transformasi paling dramatis dan berpengaruh dalam sejarah kekristenan. Dari seorang penganiaya yang gigih terhadap pengikut Yesus, ia berubah menjadi salah satu rasul terhebat yang menyebarkan Injil ke seluruh penjuru dunia. Kisah ini diceritakan dengan gamblang dalam Kitab Kisah Para Rasul, khususnya pada pasal 9 dan 10, yang menunjukkan campur tangan ilahi dan kekuatan pengampunan.
Simbolisasi cahaya ilahi yang membawa perubahan.
Kisah 9 dimulai dengan Saulus yang masih memegang surat kuasa dari Imam Besar untuk menangkap orang-orang Kristen di Damsyik. Dalam perjalanan menuju kota itu, tiba-tiba ia disinari cahaya yang lebih terang dari matahari, membuatnya jatuh tersungkur. Ia mendengar suara yang berkata, "Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?" Setelah Saulus bertanya siapa yang berbicara, suara itu memperkenalkan diri sebagai Yesus. Peristiwa ini menjadi titik balik yang luar biasa. Saulus menjadi buta dan harus dituntun ke Damsyik.
Di Damsyik, Tuhan berbicara kepada seorang murid bernama Ananias melalui penglihatan, memerintahkannya untuk mencari Saulus dan menumpangkan tangan kepadanya agar penglihatannya dipulihkan. Ananias awalnya ragu karena reputasi Saulus sebagai penganiaya, namun Tuhan meyakinkannya tentang rencana-Nya bagi Saulus sebagai "pilihan-Ku untuk membawa nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel." Setelah Ananias mengunjungi Saulus, meletakkan tangan di atasnya, selaput seperti mata ikan terlepas dari matanya, dan ia dapat melihat kembali. Seketika itu juga, Saulus dibaptis dan kekuatan baru memenuhinya.
Sementara itu, di Kaisarea, hiduplah seorang perwira Romawi bernama Kornelius, seorang yang saleh dan takut akan Allah. Tuhan melihat imannya dan memerintahkannya untuk mengirim utusan ke Yope mencari Simon Petrus. Di Yope, Petrus juga mendapat penglihatan tentang berbagai macam binatang dan mendengar suara Tuhan menyuruhnya menyembelih dan memakannya. Penglihatan ini mengajar Petrus bahwa tidak ada seorang pun yang boleh ia sebut najis atau haram, mempersiapkannya untuk menerima orang-orang dari bangsa lain.
Ketika utusan Kornelius tiba, Roh Kudus memerintahkan Petrus untuk pergi bersama mereka tanpa ragu. Petrus kemudian pergi ke rumah Kornelius di Kaisarea. Di sana, ia disambut oleh Kornelius dan banyak orang. Petrus mulai berbicara tentang Yesus, dan saat ia masih berbicara, Roh Kudus turun ke atas semua orang yang mendengarkan firman itu, termasuk orang-orang bukan Yahudi. Mereka mulai berbicara dalam bahasa roh dan memuji Allah. Peristiwa ini sangat signifikan karena membuktikan bahwa keselamatan melalui Yesus Kristus juga ditujukan bagi bangsa-bangsa non-Yahudi, memecah belah tembok pemisah antara Yahudi dan bukan Yahudi dalam terang Injil.
Kisah pertemuan Petrus dan Kornelius menegaskan bahwa Allah tidak memandang bulu. Semua orang yang takut akan Dia dan berbuat kebenaran berkenan kepada-Nya, baik dari bangsa Yahudi maupun bukan Yahudi. Pertobatan Saulus dan penerimaan bangsa lain dalam Kerajaan Allah adalah dua pilar penting yang memperluas jangkauan Injil, membuktikan betapa luas dan dalamnya kasih karunia Allah yang ditawarkan kepada seluruh umat manusia.