"Tetapi Tuhan berfirman kepadanya: 'Pergilah, sebab ia adalah alat pilihan bagi-Ku untuk membawa nama-Ku ke hadapan bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.'" (Kisah Para Rasul 9:15)
Bab 9 dan 11 dari Kitab Kisah Para Rasul mencatat salah satu momen paling krusial dalam sejarah gereja mula-mula: pertobatan Saulus dari Tarsus dan pembukaan jalan bagi pemberitaan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi.
Kisah ini dimulai dengan gambaran Saulus yang masih dipenuhi semangat membara untuk membasmi para pengikut Kristus. Dalam perjalanannya ke Damsyik, dengan surat perintah dari para imam besar untuk menangkap siapa pun yang menganut "Jalan itu," Saulus tiba-tiba diterangi oleh cahaya yang lebih terang dari matahari. Ia jatuh ke tanah dan mendengar suara yang berkata, "Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?" (Kisah Para Rasul 9:4). Pengalaman dramatis ini menandai titik balik dalam hidupnya. Ia buta selama beberapa hari, dan akhirnya dibimbing ke Damsyik oleh para murid.
Di sana, seorang murid bernama Ananias diutus oleh Tuhan untuk menumpangkan tangan atas Saulus, memulihkan penglihatannya, dan memenuhinya dengan Roh Kudus. Peristiwa ini sangat penting karena mengubah seorang penganiaya menjadi pewarta Injil yang paling gigih. Saulus, yang kemudian dikenal sebagai Paulus, segera mulai memberitakan Yesus di sinagoge-sinagoge, menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Bab 10 dari Kisah Para Rasul kemudian membawa kita pada pengalaman Petrus di Kaisarea. Melalui penglihatan yang diberikan Tuhan, Petrus diingatkan bahwa tidak ada orang yang najis atau tidak tahir menurut pandangan Allah. Penglihatan ini mempersiapkannya untuk menerima Kornelius, seorang perwira Romawi yang saleh, dan keluarganya, yang kemudian menjadi orang-orang bukan Yahudi pertama yang secara resmi menerima Injil dan dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Ini adalah bukti nyata bahwa keselamatan tidak lagi terbatas pada orang Yahudi, tetapi tersedia bagi semua orang yang percaya.
Bab 11 melanjutkan narasi ini dengan kedatangan Petrus di Yerusalem untuk menjelaskan perjalanannya kepada para rasul dan orang percaya lainnya. Awalnya, mereka terkejut dan sedikit keberatan, namun setelah mendengar kesaksian Petrus dan melihat bukti pemberian Roh Kudus kepada orang bukan Yahudi, mereka memuliakan Allah dan mengakui bahwa "juga kepada bangsa-bangsa lain Allah telah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup" (Kisah Para Rasul 11:18).
Pentingnya kisah ini tidak bisa diremehkan. Pertobatan Saulus (Paulus) menghasilkan penginjilan yang luar biasa ke seluruh Kekaisaran Romawi, menjangkau ribuan orang dari berbagai latar belakang. Sementara itu, penerimaan orang bukan Yahudi ke dalam persekutuan orang percaya menandai perluasan Kerajaan Allah secara dramatis, memecah belenggu tradisi dan prasangka, dan mendirikan dasar bagi gereja universal yang mencakup segala bangsa. Bab-bab ini menunjukkan kasih karunia Allah yang bekerja secara aktif untuk memenuhi rencana-Nya dalam membawa kabar baik keselamatan kepada seluruh dunia.