"Sampaikanlah salam kepada saudara-saudara di Laodikia dan kepada Nimfa dan kepada jemaat di rumahnya."
Surat Kolose, yang ditulis oleh Rasul Paulus, sering kali berfokus pada keunggulan Kristus dan pentingnya hidup dalam Dia. Namun, di antara ajaran teologis yang mendalam, terdapat juga pengingat-pengingat yang menyentuh hati tentang kehidupan praktis gereja, termasuk bagaimana anggota komunitas saling memberikan perhatian. Ayat Kolose 4:15 adalah salah satu contohnya. Ayat ini sekilas tampak sederhana, hanya sebuah salam yang ingin disampaikan, namun di baliknya tersimpan makna yang kaya tentang pentingnya menjaga hubungan baik dalam jemaat.
Paulus, meskipun berada dalam penjara, tidak lupa untuk memikirkan saudara-saudaranya di tempat lain. Permintaan untuk menyampaikan salam kepada "saudara-saudara di Laodikia" menunjukkan bahwa gereja di berbagai kota memiliki hubungan yang erat. Mereka saling mengasihi, saling peduli, dan saling mendoakan. Di zaman ketika komunikasi tidak semudah sekarang, salam seperti ini memiliki nilai yang sangat besar. Ini adalah bukti nyata bahwa meskipun terpisah jarak, ikatan persaudaraan dalam Kristus tetap terjalin kuat.
Lebih spesifik lagi, Paulus menyebutkan "Nimfa dan kepada jemaat di rumahnya." Hal ini memberikan gambaran yang lebih intim tentang bagaimana gereja pada masa awal sering kali berkumpul di rumah-rumah pribadi. Nimfa, sebagai tuan rumah, memegang peranan penting dalam menyediakan tempat bagi umat percaya untuk beribadah, berbagi, dan saling menguatkan. Mengirimkan salam secara khusus kepada Nimfa dan jemaat di rumahnya menunjukkan penghargaan Paulus atas pelayanan dan kontribusinya.
Pesan ini mengingatkan kita bahwa kehidupan gereja tidak hanya tentang doktrin dan ajaran, tetapi juga tentang hubungan antarmanusia. Kasih persaudaraan, perhatian, dan kepedulian terhadap sesama anggota jemaat adalah pilar penting dalam membangun komunitas yang sehat dan bertumbuh. Sama seperti Paulus yang peduli pada saudara-saudaranya, kita pun dipanggil untuk menunjukkan kasih yang sama kepada orang-orang di sekitar kita, terutama dalam lingkungan gereja.
Lebih dari sekadar salam, ayat ini juga secara implisit menekankan peran doa. Mengingat dan mendoakan saudara-saudari yang berjauhan adalah ekspresi kasih yang mendalam. Doa dapat menjembatani jarak, memberikan kekuatan, dan menjaga kesatuan iman. Dalam kesibukan hidup kita, seringkali kita lupa untuk menyisihkan waktu mendoakan mereka yang mungkin sedang bergumul atau yang membutuhkan penguatan.
Kolose 4:15 adalah pengingat yang berharga bahwa kita dipanggil untuk hidup dalam komunitas yang saling mengasihi dan mendukung. Salam yang sederhana ini mengajarkan kita untuk menghargai setiap individu dalam gereja, mulai dari pemimpin hingga anggota biasa, dan terutama mereka yang memiliki peran dalam menyediakan wadah bagi persekutuan. Mari kita jadikan ayat ini sebagai inspirasi untuk terus membangun hubungan yang kuat, saling memberikan perhatian, dan tidak pernah berhenti mendoakan saudara-saudari seiman.
Dalam semangat Kolose 4:15, marilah kita terus memelihara hubungan kasih dan perhatian dalam komunitas kita, menunjukkan bahwa iman yang benar juga termanifestasi dalam kepedulian praktis terhadap sesama.