Lukas 1:61 - Sebuah Nama Terlahir

Lalu kata mereka kepadanya: "Tidak ada di antara kaum kerabatmu yang bernama demikian."

Kisah yang tercatat dalam Injil Lukas pasal 1 ayat 61 ini merupakan momen yang penuh keunikan dan makna mendalam. Ayat ini muncul dalam narasi kelahiran Yohanes Pembaptis, seorang tokoh sentral yang dipersiapkan oleh Tuhan untuk mendahului kedatangan Yesus Kristus. Ketika saatnya tiba untuk menamai bayi yang baru lahir itu, sebuah dialog menarik terjadi antara kerabat dan keluarga, khususnya Elzabet, ibu dari Yohanes.

Dalam tradisi Yahudi pada masa itu, penamaan anak memiliki signifikansi yang kuat. Seringkali, nama dipilih untuk mengenang leluhur, mencerminkan harapan orang tua, atau bahkan menunjukkan tujuan hidup seseorang. Namun, dalam kasus Yohanes, ada sebuah kehendak ilahi yang membimbing pilihan nama. Zakharia, ayah Yohanes, yang sebelumnya bisu karena ketidakpercayaannya, telah diperintahkan oleh malaikat Gabriel bahwa nama anaknya adalah Yohanes.

Ketika saatnya penamaan tiba, kerabat dan keluarga Elzabet berkumpul. Mereka ingin mengikuti tradisi yang lazim, yaitu menamai anak itu sesuai dengan nama ayahnya, Zakharia. Hal ini umum dilakukan untuk melanjutkan garis keturunan atau menghormati ayah. Namun, Elzabet, yang telah memahami rencana Tuhan, dengan tegas menyatakan bahwa nama anaknya adalah Yohanes. Pernyataan Elzabet ini disambut dengan kebingungan dan ketidakpercayaan oleh kerabatnya. Ayat 61 secara ringkas mencatat reaksi mereka: "Tidak ada di antara kaum kerabatmu yang bernama demikian."

Reaksi ini bukan sekadar ketidaktahuan, tetapi juga bisa jadi sebagai penegasan bahwa nama "Yohanes" bukanlah pilihan yang umum atau bahkan terdengar dalam silsilah keluarga mereka. Nama Yohanes sendiri memiliki arti "Tuhan Maha Pemurah" atau "Anugerah Tuhan". Pilihan nama ini, yang berasal dari Tuhan sendiri, menandakan bahwa kehidupan Yohanes akan menjadi manifestasi dari kemurahan dan anugerah ilahi. Tugasnya bukanlah sekadar melanjutkan nama keluarga, tetapi untuk memenuhi panggilan surgawi.

Peristiwa ini menggarisbawahi tema sentral Injil Lukas: karya penyelamatan Tuhan yang melampaui kebiasaan dan tradisi manusia. Tuhan seringkali bekerja dengan cara yang tidak terduga, memilih yang lemah dan yang tidak biasa untuk menunjukkan kuasa-Nya yang besar. Kelahiran Yohanes, yang didahului oleh penglihatan malaikat dan keheningan Zakharia, adalah bukti bahwa rencana Tuhan memiliki prioritas utama.

Meskipun penamaan Yohanes terdengar asing bagi kerabatnya, keputusan ini akhirnya terbukti benar ketika Zakharia, yang dipenuhi Roh Kudus, memulihkan suaranya dan memberkati Tuhan. Pengalaman ini menjadi titik balik bagi keluarga dan komunitas, membuka mata mereka terhadap kebesaran rencana Tuhan. Ayat Lukas 1:61, dengan kesederhanaannya, menggambarkan saat ketika kehendak manusia yang berdasarkan tradisi bertemu dengan kehendak ilahi yang membawa anugerah baru, mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Juru Selamat dunia.

Simbol 'Tuhan Maha Pemurah' dalam desain minimalis.