"Dan Ia memandang sekeliling-Nya dan bertanya: "Siapakah yang menjamah Aku?"
Kisah yang tercatat dalam Injil Markus, khususnya pada pasal 5 ayat 32, menghadirkan momen yang sangat menyentuh tentang iman dan kuasa penyembuhan Yesus. Ayat ini muncul dalam narasi mengenai penyembuhan seorang perempuan yang telah menderita pendarahan selama dua belas tahun. Perempuan ini, dalam keadaannya yang lemah dan mungkin terpinggirkan oleh masyarakat karena kondisinya, mendengar tentang Yesus. Ia memiliki keyakinan yang luar biasa bahwa jika saja ia dapat menyentuh jubah-Nya, ia akan sembuh. Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk menerobos kerumunan orang yang mengikuti Yesus. Saat perempuan itu berhasil menyentuh jubah Yesus, seketika itu juga ia merasakan dirinya sembuh dari penyakitnya. Namun, Yesus, Sang Guru Agung, tidak membiarkan peristiwa ini berlalu begitu saja. Ia segera merasakan ada kekuatan yang keluar dari diri-Nya. Maka, Ia berhenti dan memandang sekeliling-Nya, lalu bertanya, "Siapakah yang menjamah Aku?". Pertanyaan ini bukanlah karena Yesus tidak tahu, melainkan untuk menegaskan bahwa ada sesuatu yang istimewa terjadi, sebuah interaksi iman yang berbuah kesembuhan. Ini juga memberikan kesempatan bagi perempuan tersebut untuk mengakui imannya di hadapan banyak orang. Kisah ini mengajarkan kepada kita beberapa hal penting. Pertama, tentang kekuatan iman. Iman yang sungguh-sungguh, bahkan sekecil biji sesawi, mampu menggerakkan gunung, atau dalam kasus ini, menyembuhkan penyakit yang bertahun-tahun. Perempuan itu tidak meragukan kemampuan Yesus, dan keyakinannya yang teguh adalah kunci kesembuhannya. Kedua, tentang kasih dan perhatian Yesus. Meskipun Ia dikelilingi banyak orang dan merasakan ada kekuatan keluar dari-Nya, Yesus tidak acuh. Ia justru berhenti, mencari, dan kemudian berbicara kepada perempuan itu dengan penuh kasih. Ia tidak hanya menyembuhkan fisiknya, tetapi juga memulihkan harga dirinya dengan mengakuinya di depan umum. Markus 5:32 menjadi pengingat bahwa dalam perjalanan hidup kita, seringkali kita mungkin merasa tidak terlihat atau tidak berdaya menghadapi masalah. Namun, seperti perempuan dalam kisah ini, kita dipanggil untuk mendekati Yesus dengan iman. Sentuhan iman yang tulus akan selalu mendatangkan respons dari-Nya. Kuasa penyembuhan Yesus tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga spiritual dan emosional. Ia mampu memulihkan, memberi harapan, dan mengembalikan martabat seseorang. Mari kita terus membangun iman kita agar kita dapat merasakan hadirat dan kuasa penyembuhan-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Untuk memahami lebih dalam konteks ayat ini, Anda dapat membaca seluruh narasi di Markus 5:21-43.