Matius 15:34: Berkah Berlimpah dari Sedikit Makanan

"Jawab Yesus: "Berapa roti yang ada padamu?" Kata mereka: "Tujuh, dan sedikit ikan."

Ikon Makanan Berkah

Kisah Keajaiban di Gurun

Ayat Matius 15:34 membawa kita kembali ke salah satu mukjizat paling mengagumkan yang dilakukan oleh Yesus Kristus: perjamuan ribuan orang dengan hanya tujuh roti dan sedikit ikan. Kisah ini terjadi ketika Yesus dan murid-murid-Nya berada di suatu tempat yang terpencil dan banyak orang datang kepada-Nya untuk mendengar ajaran-Nya. Ketika hari mulai larut, murid-murid-Nya khawatir tentang bagaimana memberi makan begitu banyak orang. Mereka menyadari bahwa untuk membeli roti saja akan membutuhkan upah yang sangat besar, dan persediaan yang ada sangatlah minim.

Tujuh Roti dan Sekalipun Ikan: Sumber Daya yang Terbatas

Dalam situasi di mana kerumunan mencapai empat ribu pria, belum termasuk wanita dan anak-anak, persediaan makanan yang dimiliki hanya tujuh roti dan beberapa ikan. Jumlah ini terasa sangat tidak memadai jika dibandingkan dengan kebutuhan ribuan orang. Namun, di sinilah letak keindahan dan kekuatan iman yang diajarkan oleh Yesus. Ia tidak melihat pada keterbatasan materi, tetapi pada potensi kasih dan kuasa ilahi. Ketika Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya mengenai persediaan makanan yang ada, jawaban tersebut menjadi titik tolak dari sebuah mukjizat yang luar biasa.

Prinsip Pemberian dan Berkah yang Melimpah

Yesus kemudian mengambil tujuh roti dan ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya, dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagikan kepada orang banyak. Hasilnya sungguh menakjubkan: semua orang makan sampai kenyang, dan masih ada tujuh keranjang penuh sisa yang dikumpulkan. Ayat ini mengajarkan kita sebuah prinsip penting dalam kekristenan: ketika kita mempersembahkan apa yang kita miliki, sekecil apapun itu, kepada Tuhan, Ia sanggup melipatgandakannya. Tujuh roti dan sedikit ikan, yang di tangan manusia hanya cukup untuk segelintir orang, di tangan Yesus menjadi makanan yang berlimpah ruah untuk ribuan jiwa. Ini bukan sekadar cerita tentang pemenuhan kebutuhan fisik, tetapi juga gambaran tentang bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup kita.

Pelajar dari Mukjizat

Kisah Matius 15:34 memberikan pelajaran berharga bagi kita di masa kini. Seringkali kita merasa memiliki sumber daya yang terbatas, baik itu waktu, tenaga, bakat, atau harta benda, untuk melayani Tuhan atau sesama. Kita mungkin berpikir, "Apa yang bisa saya lakukan dengan apa yang saya punya?" Namun, mukjizat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak membutuhkan kelimpahan dari kita, melainkan kesediaan untuk memberikan apa yang kita miliki. Ketika kita dengan sukarela dan penuh syukur memberikan segala sesuatu yang dipercayakan Tuhan kepada kita, Ia akan mengambilnya, memberkatinya, dan menggunakannya untuk kebaikan yang jauh melampaui imajinasi kita. Ini adalah undangan untuk tidak meremehkan apa yang kecil, karena di tangan Tuhan, yang kecil dapat menjadi sangat besar dan berdampak. Berkah Tuhan tidak terbatas pada jumlah yang kita berikan, melainkan pada hati yang tulus di balik pemberian itu.