Ayat Matius 24:38 memberikan sebuah perbandingan yang sangat kuat mengenai bagaimana keadaan dunia akan menjadi pada akhir zaman, menjelang kedatangan Yesus Kristus kembali. Yesus sendiri yang mengucapkannya, dan perbandingan ini sangat relevan karena ia menarik paralel dengan kejadian di zaman Nabi Nuh.
Kehidupan di Zaman Nuh
Ketika kita mendengar tentang zaman Nuh, gambaran pertama yang muncul sering kali adalah malapetaka dan penghukuman. Namun, Yesus tidak menekankan pada malapetaka itu sendiri, melainkan pada sikap dan keadaan hidup orang-orang pada masa itu. Alkitab mencatat bahwa sebelum air bah datang, kehidupan berjalan seperti biasa. Orang-orang sibuk dengan urusan sehari-hari: makan, minum, bekerja, membangun keluarga, dan bersenang-senang. Kehidupan tampak normal, bahkan mungkin sangat sejahtera bagi sebagian orang.
Yang paling mencolok adalah bahwa mereka tidak menyadari bahaya yang mengancam. Mereka hidup dalam kenikmatan duniawi, tanpa mempedulikan peringatan yang diberikan oleh Nuh. Nuh, di sisi lain, adalah seorang yang hidup benar dan taat kepada Allah, yang diperintahkan untuk membangun bahtera sebagai persiapan menghadapi air bah. Sementara Nuh dan keluarganya sibuk dengan pekerjaan yang dipercayakan Allah kepada mereka, mayoritas orang pada masa itu justru menikmati keasyikan duniawi, lupa akan panggilan kebenaran dan kekudusan.
Paralel dengan Akhir Zaman
Yesus menggunakan gambaran ini untuk memperingatkan murid-murud-Nya dan kita semua tentang datangnya akhir zaman. Sama seperti di zaman Nuh, di akhir zaman, kehidupan akan tampak normal bagi kebanyakan orang. Mereka akan sibuk dengan urusan duniawi mereka: karir, bisnis, hiburan, dan hubungan. Akan ada kemajuan teknologi, budaya yang berkembang pesat, dan mungkin juga kemakmuran yang merata.
Namun, di tengah kesibukan dan kenikmatan ini, banyak orang akan mengabaikan tanda-tanda zaman dan peringatan rohani. Mereka akan cenderung menunda-nunda atau bahkan menolak untuk memikirkan tentang kedatangan Tuhan. Fokus mereka akan tetap pada kesenangan sesaat dan pencapaian duniawi, sementara panggilan untuk hidup berjaga-jaga dan taat kepada firman Tuhan mungkin akan terabaikan.
Panggilan untuk Berjaga-jaga
Pesan inti dari Matius 24:38 adalah panggilan untuk berjaga-jaga. Kita tidak dipanggil untuk hidup dalam ketakutan atau kesedihan, melainkan untuk hidup dengan kesadaran rohani, memelihara hubungan yang baik dengan Tuhan, dan terus melakukan kehendak-Nya. Ini berarti kita harus tetap fokus pada hal-hal kekal, tidak terbawa arus kenikmatan duniawi yang dapat membutakan mata rohani kita.
Dalam kesibukan hidup modern, seringkali mudah untuk melupakan tujuan utama hidup kita sebagai orang percaya. Namun, ajaran Yesus dalam Matius 24:38 mengingatkan kita bahwa kedatangan-Nya bisa saja terjadi kapan saja, sama seperti air bah yang datang tanpa disangka-sangka oleh orang-orang yang tidak siap. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa hidup dalam kekudusan, ketaatan, dan pengharapan, siap sedia menyambut kedatangan Tuhan.