Matius 26:61

"Lalu berdirilah dua orang saksi durjana dan berkata: 'Tuhan bilang: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari.'"

Simbol Injil dan Pengadilan INJIL Janji Penebusan

Ayat Matius 26:61 merupakan sebuah kesaksian palsu yang diajukan di hadapan Mahkamah Agama Yahudi saat pengadilan Yesus. Peristiwa ini menjadi salah satu momen tragis dalam rangkaian penyaliban Kristus, di mana kebenaran berusaha diputarbalikkan oleh kebohongan. Saksi-saksi durjana ini mencoba menjerat Yesus dengan tuduhan menghujat Allah, berdasarkan perkataan yang mereka klaim didengar dari-Nya. Mereka merujuk pada perkataan Yesus mengenai Bait Allah, dengan tujuan untuk membangun narasi bahwa Yesus telah menghina tempat suci tersebut.

Perkataan Yesus yang sebenarnya, seperti yang tercatat dalam Injil Yohanes (2:19-21), adalah ketika Dia berbicara tentang kebangkitan-Nya sendiri setelah kematian. "Yesus menjawab mereka: 'Runtuhkanlah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.'" Namun, para saksi ini sengaja memelintir maknanya. Mereka mengaitkan perkataan tersebut dengan bangunan fisik Bait Allah di Yerusalem, bukan dengan tubuh Yesus yang akan bangkit. Kesaksian mereka dirancang untuk membuat Yesus tampak sebagai penista yang berani merendahkan kesucian Bait Suci.

Reaksi Yesus terhadap tuduhan palsu ini menunjukkan ketenangan dan kesabaran-Nya yang luar biasa. Lukas mencatat bahwa Yesus pada mulanya diam saja menghadapi tuduhan-tuduhan ini (Lukas 23:9). Ketenangan-Nya bukan karena ketidakmampuan membela diri, tetapi karena Dia tahu bahwa penderitaan dan kematian-Nya adalah bagian dari rencana ilahi untuk penebusan umat manusia. Kesaksian palsu ini menjadi bukti betapa seringnya kebenaran dihadapkan pada fitnah dan manipulasi, terutama ketika menyangkut pesan-pesan ilahi.

Peristiwa ini mengingatkan kita tentang pentingnya integritas dan kejujuran dalam setiap perkataan dan perbuatan. Kita juga diingatkan untuk selalu memeriksa kebenaran dari setiap informasi yang kita terima, agar tidak mudah terjebak oleh kebohongan atau kesalahpahaman. Kisah Matius 26:61 adalah pengingat yang kuat akan perjuangan antara kebenaran dan kepalsuan, dan bagaimana bahkan kebenaran yang paling murni pun bisa menjadi sasaran fitnah. Namun, pada akhirnya, kebenaran ilahi akan terungkap dan terbukti, sebagaimana kebangkitan Yesus menjadi bukti terkuat atas kebenaran-Nya.