Matius 9:11 - Mengapa Yesus Makan Bersama Pemungut Cukai?

"Ketika dilihat orang banyak itu, mereka berkata kepada murid-murid-Nya: "Mengapaucionggurmu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?""
Ilustrasi Yesus makan bersama orang banyak

Ayat Matius 9:11 mengisahkan sebuah momen penting dalam pelayanan Yesus Kristus, di mana Ia dan para murid-Nya terlihat sedang makan bersama dengan orang-orang yang dianggap hina oleh masyarakat pada masa itu: para pemungut cukai dan orang berdosa. Reaksi orang banyak yang melihat kejadian ini sungguh gamblang menunjukkan pandangan umum masyarakat terhadap kelompok-kelompok tersebut. Pertanyaan yang dilontarkan kepada para murid, "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?", bukan sekadar pertanyaan biasa, melainkan cerminan dari norma sosial dan keagamaan yang kaku pada zaman itu.

Pada abad pertama di Yudea, pemungut cukai memiliki reputasi yang sangat buruk. Mereka bekerja untuk pemerintah Romawi yang menduduki tanah Israel, dan seringkali dicap sebagai pengkhianat. Selain itu, mereka dikenal karena keserakahan dan praktik pemerasan yang tidak jarang dilakukan dalam pengumpulan pajak. Hal ini membuat mereka dikucilkan dari masyarakat religius dan dianggap najis. Sama halnya dengan "orang berdosa" yang disebut dalam ayat ini, yang merujuk pada mereka yang secara terbuka melanggar hukum Taurat atau norma-norma kesucian.

Dalam konteks budaya yang memegang teguh pemisahan antara yang suci dan yang najis, makan bersama dengan seseorang dianggap sebagai bentuk penerimaan dan persahabatan. Oleh karena itu, bagi orang banyak yang menyaksikan, tindakan Yesus makan bersama para pemungut cukai dan orang berdosa adalah sesuatu yang sangat tidak pantas dan melanggar batas-batas kesucian yang mereka yakini. Mereka mungkin menganggap Yesus, sebagai seorang guru agama yang dihormati, seharusnya menjauhi orang-orang seperti itu, bukan justru bergaul dengan mereka.

Namun, jawaban Yesus atas pertanyaan tersebut justru mengungkapkan inti dari misi-Nya di dunia. Ia berkata, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit." (Matius 9:12). Pernyataan ini adalah sebuah metafora yang kuat. Yesus tidak datang untuk orang-orang yang merasa sudah benar dan suci, melainkan untuk mereka yang menyadari ketidakberdayaan dan kebutuhan mereka akan pengampunan serta pemulihan. Para pemungut cukai dan orang berdosa, dalam pandangan Yesus, adalah "orang sakit" yang membutuhkan "tabib" ilahi.

Tindakan Yesus ini adalah sebuah deklarasi yang berani mengenai kasih, belas kasihan, dan penerimaan tanpa syarat. Ia tidak datang untuk menghakimi atau mengasingkan, melainkan untuk menjangkau mereka yang tersesat, yang terluka, dan yang dianggap tidak berharga oleh dunia. Dengan makan bersama mereka, Yesus menunjukkan bahwa setiap orang, tanpa memandang latar belakang sosial atau dosa-dosanya, memiliki kesempatan untuk didekati oleh kasih Tuhan. Ini adalah ajaran yang revolusioner pada zamannya dan terus relevan hingga kini: bahwa inti dari iman adalah membawa terang dan pemulihan ke tempat-tempat yang paling membutuhkan, bukan hanya kepada mereka yang sudah berada di dalamnya.

Lebih jauh lagi, tindakan ini menantang pandangan legalistik tentang kesalehan yang hanya menekankan aturan luar, tanpa memahami hukum yang lebih dalam yaitu kasih. Yesus sedang mengajarkan bahwa panggilan-Nya bukan untuk mempertahankan kesucian yang terisolasi, tetapi untuk memulihkan orang-orang ke dalam hubungan yang benar dengan Tuhan dan sesama melalui anugerah-Nya.

Momen ini mengajarkan kita bahwa kita tidak boleh menghakimi atau mengasingkan orang lain berdasarkan status sosial, pekerjaan, atau masa lalu mereka. Sebaliknya, kita dipanggil untuk menunjukkan kasih Kristus, yang senantiasa menjangkau yang terhilang dan memulihkan yang sakit. Seperti Yesus, kita diundang untuk menjadi pembawa kabar baik dan agen pemulihan bagi semua orang, terlepas dari bagaimana dunia memandang mereka. Kunjungan Yesus kepada orang-orang yang dianggap rendah ini adalah bukti nyata dari kerajaan Allah yang datang untuk semua.