Mazmur 106:17

"Mereka akan membiarkan bumi membuka mulutnya dan menelan Datan, serta menutupi kaum Abiram."

Ilustrasi gambaran bumi terbelah, melambangkan penghakiman dari Mazmur 106:17 Orang Bumi Terbelah

Ayat dari Mazmur 106:17 ini menyajikan gambaran yang sangat dramatis tentang murka ilahi dan penghakiman yang keras terhadap ketidaktaatan dan pemberontakan. Peristiwa ini merujuk pada kejadian yang dicatat dalam kitab Bilangan, di mana Korah dan pengikutnya memberontak melawan kepemimpinan Musa dan Harun. Pemberontakan mereka tidak hanya tentang otoritas, tetapi juga penolakan terhadap tatanan yang ditetapkan oleh Tuhan sendiri.

Penggambaran "bumi membuka mulutnya dan menelan" bukanlah sekadar metafora puitis; dalam konteks Kitab Suci, ini sering kali melambangkan intervensi ilahi yang dahsyat dan langsung. Tuhan, dalam kedaulatan-Nya, dapat menggunakan elemen-elemen alam untuk menyatakan keadilan-Nya. Peristiwa ini menjadi peringatan keras bagi setiap individu dan umat Tuhan tentang keseriusan dosa dan konsekuensi dari menentang kehendak-Nya.

Dampak dari peristiwa ini sangatlah signifikan. Bukan hanya para pemberontak yang dihukum, tetapi juga seluruh keluarga dan harta benda mereka, seperti yang disebutkan dalam ayat tersebut yang merujuk pada "kaum Abiram". Ini menunjukkan bahwa dalam penghakiman ilahi, seringkali dampaknya meluas, menyentuh semua yang terikat dengan perbuatan dosa tersebut. Hal ini menekankan betapa pentingnya hidup dalam ketaatan dan kebenaran, tidak hanya demi diri sendiri tetapi juga demi orang-orang terkasih.

Kisah ini juga mengajarkan tentang otoritas yang sah dan bagaimana Tuhan menanganinya. Pemberontakan Korah adalah serangan terhadap otoritas yang diberikan Tuhan kepada Musa dan Harun. Tuhan membela pelayan-Nya dan menegakkan tatanan yang telah ditetapkan-Nya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat prinsip serupa dalam berbagai tingkatan otoritas, meskipun tidak selalu dengan cara penghakiman yang begitu ekstrem. Kepatuhan kepada otoritas yang sah, sesuai dengan prinsip-prinsip firman Tuhan, adalah bagian dari hidup yang berkenan kepada-Nya.

Lebih dari sekadar catatan sejarah tentang penghakiman, Mazmur 106:17 juga menjadi pengingat akan kasih karunia dan kesempatan yang Tuhan berikan. Sebelum penghakiman itu terjadi, pasti ada peringatan dan kesempatan untuk bertobat. Namun, ketika hati telah mengeras dalam pemberontakan, akhirnya penghakiman yang tak terhindarkan datang. Bagi kita yang hidup hari ini, ayat ini seharusnya mendorong kita untuk terus memeriksa hati kita, memelihara hubungan yang benar dengan Tuhan, dan hidup dalam ketaatan yang tulus, sambil tetap bersyukur atas anugerah penebusan melalui Yesus Kristus yang membebaskan kita dari murka ilahi.