Mazmur 106:19

Di Horeb mereka membuat anak lembu, dan menyembah patung tuangan.

Ayat Mazmur 106:19 mencatat sebuah momen krusial dalam sejarah bangsa Israel, yaitu saat mereka membuat dan menyembah anak lembu di gunung Horeb. Peristiwa ini menjadi simbol dari kecenderungan manusia untuk berpaling dari Allah, bahkan setelah mengalami pembebasan dan pertolongan-Nya yang luar biasa. Kisah ini bukanlah sekadar catatan sejarah kuno, melainkan cerminan mendalam tentang sifat hati manusia yang rapuh dan mudah tergoda oleh ilusi.

Setelah melewati Laut Merah dan dibebaskan dari perbudakan Mesir, umat Israel seharusnya memiliki iman yang teguh kepada Tuhan. Namun, dalam rentang waktu yang relatif singkat, ketika Musa berada di gunung Horeb untuk menerima Sepuluh Perintah Allah, bangsa itu mulai merasa gelisah dan ketakutan. Mereka membutuhkan sesuatu yang bisa mereka lihat dan pegang, sesuatu yang lebih konkret daripada janji-janji ilahi yang tak terlihat. Keinginan ini mendorong mereka untuk mendekati Harun dan meminta dibuatkan ilah yang akan menuntun mereka.

Tindakan membuat anak lembu emas dan menyembahnya adalah pelanggaran berat terhadap perjanjian yang telah mereka buat dengan Allah. Itu adalah bentuk penyembahan berhala, pengingkaran terhadap keesaan Allah, dan pengkhianatan terhadap kepercayaan yang telah diberikan kepada mereka. Mazmur ini membawa kita untuk merenungkan bagaimana mudahnya manusia jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala modern. Berhala di zaman sekarang mungkin bukan patung emas secara fisik, tetapi bisa berupa harta benda, kekuasaan, popularitas, atau bahkan diri sendiri. Semua hal yang kita tempatkan di atas Tuhan dalam hidup kita berpotensi menjadi berhala.

Peristiwa di Horeb juga mengingatkan kita tentang pentingnya ketaatan dan ketaatan yang tulus. Israel tergoda oleh kemudahan dan kenyamanan yang dijanjikan oleh ilah buatan mereka, yang bertentangan dengan tuntutan Allah yang kadang-kadang terasa berat dan memerlukan pengorbanan. Ini adalah perjuangan yang masih relevan hingga kini. Banyak orang mencari jalan pintas atau solusi instan yang menjanjikan kebahagiaan tanpa perlu kerja keras atau penyerahan diri yang total kepada kehendak Tuhan.

Namun, cerita ini juga menawarkan harapan. Meskipun umat Israel seringkali jatuh dalam dosa, Allah tidak pernah meninggalkan mereka sepenuhnya. Dia menunjukkan kasih setia-Nya dan kesabaran-Nya dalam membimbing mereka. Mazmur 106 sendiri memuat pengakuan dosa dan permohonan ampun, menunjukkan bahwa penyesalan dan pertobatan adalah langkah penting menuju pemulihan hubungan dengan Tuhan. Memahami peristiwa ini adalah panggilan untuk terus menerus memeriksa hati kita, memastikan bahwa Tuhan Yesus Kristus tetap menjadi pusat dari segala sesuatu, dan bahwa iman kita tertuju kepada-Nya, bukan pada hal-hal duniawi yang fana.

Horeb & Anak Lembu (Simbol Kecerobohan Iman) Peringatan