Mazmur 106:23 - Kebaikan Tuhan yang Tak Terhingga

"Maka firman-Nya, bahwa Ia akan memusnahkan mereka, tetapi Musa, orang pilihan-Nya, berdiri di hadapan-Nya di dalam lobang-lobang pagar untuk menghalau murka-Nya, supaya jangan Ia membinasakan."
Belas Kasihan Musa Perantaraan yang Menyelamatkan

Ayat Mazmur 106:23 ini menyajikan gambaran yang sangat kuat tentang intervensi ilahi dan peran seorang hamba yang setia. Di tengah murka Tuhan yang siap membinasakan bangsa Israel karena dosa dan pemberontakan mereka, Musa, orang pilihan Tuhan, bangkit berdiri di hadapan-Nya. Ini bukan sekadar tindakan keberanian, melainkan sebuah gambaran mendalam tentang kuasa doa perantaraan dan belas kasihan Tuhan yang luar biasa. Keberadaan Musa di celah-celah pagar, sebuah metafora untuk posisinya yang rentan namun teguh, menunjukkan keseriusan dan keputusasaannya dalam memohon agar murka Tuhan tidak menghancurkan umat-Nya.

Peran Musa di sini melambangkan perantaraan yang dibutuhkan oleh umat manusia. Kita, seperti bangsa Israel, sering kali jatuh ke dalam dosa dan membuat Tuhan murka. Namun, Alkitab mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah perantara Agung kita. Dia berdiri di hadapan Bapa Surgawi, bukan di celah-celah pagar, tetapi dengan darah-Nya yang menebus, memohon agar kita tidak binasa. Keberanian dan kasih Musa mencerminkan kasih Kristus yang lebih besar lagi, yang rela mengorbankan diri-Nya demi keselamatan kita. Ayat ini mengingatkan kita bahwa meskipun Tuhan itu adil dan akan menghukum dosa, Dia juga adalah Tuhan yang penuh belas kasihan dan pengampunan.

Kisah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya pemimpin rohani yang peduli. Musa tidak berdiam diri ketika umatnya menghadapi kehancuran. Dia merasakan beban mereka dan bertindak. Ini adalah panggilan bagi setiap orang percaya, terutama para pemimpin, untuk memiliki hati yang peduli terhadap orang lain, untuk berdoa bagi mereka, dan untuk berdiri di hadapan Tuhan mewakili mereka. Kemauan Musa untuk menghadapi murka Tuhan demi bangsanya adalah teladan kepemimpinan yang berkorban dan kasih yang tulus. Tuhan melihat tindakan Musa ini dan mengurungkan niat-Nya untuk membinasakan, menunjukkan bahwa perantaraan yang sungguh-sungguh memiliki dampak yang besar.

Kebaikan Tuhan yang terungkap dalam ayat ini bukan hanya tentang menahan murka, tetapi juga tentang kesetiaan-Nya kepada perjanjian-Nya dan kasih-Nya kepada umat pilihan-Nya, meskipun sering kali mereka tidak layak. Musa menjadi saluran belas kasihan Tuhan. Dengan merenungkan Mazmur 106:23, kita diingatkan bahwa kita hidup karena kasih karunia dan belas kasihan Tuhan, yang dimungkinkan melalui perantaraan Kristus. Ini seharusnya menginspirasi kita untuk hidup dalam kekudusan, rasa syukur, dan untuk menjadi terang serta garam di dunia, memancarkan kasih Tuhan kepada orang lain melalui doa dan tindakan nyata.