Mazmur 107:12 – Kehidupan Baru Dalam Anugerah

"Oleh karena mereka menentang firman Allah dan menghina nasihat Yang Mahatinggi, maka Ia merendahkan mereka dengan kesukaran; mereka jatuh dan tidak ada yang menolong."
Simbol Matahari Terbit

Ayat Mazmur 107:12 menyajikan sebuah gambaran yang kuat tentang konsekuensi dari penolakan terhadap otoritas ilahi. Frasa "menentang firman Allah" dan "menghina nasihat Yang Mahatinggi" menunjuk pada sikap keras kepala dan kesombongan manusia yang menolak untuk mendengarkan dan menaati kebenaran yang diwahyukan. Tindakan ini, meskipun mungkin tampak sebagai bentuk kebebasan atau independensi, pada akhirnya membawa pada kehancuran diri.

Ketika individu atau bangsa memilih untuk berpaling dari prinsip-prinsip ilahi, mereka pada dasarnya memutuskan ikatan penopang hidup mereka. Allah, dalam kemahatahuan dan keadilan-Nya, membiarkan mereka merasakan akibat dari pilihan mereka. "Maka Ia merendahkan mereka dengan kesukaran." Kesukaran ini bisa bermanifestasi dalam berbagai bentuk, baik penderitaan pribadi, kehancuran sosial, maupun malapetaka alam. Ini bukanlah hukuman semata-mata, melainkan sebuah realitas pahit yang timbul dari pilihan yang salah.

Bagian paling menyedihkan dari ayat ini adalah pengakuan bahwa "mereka jatuh dan tidak ada yang menolong." Ini menggarisbawahi isolasi dan keputusasaan yang datang ketika seseorang telah sepenuhnya mengasingkan diri dari sumber pertolongan sejati. Dalam kondisi ini, usaha manusia sendiri seringkali tidak cukup untuk bangkit kembali. Keruntuhan menjadi total, dan kebutuhan akan uluran tangan dari luar menjadi sangat mendesak.

Namun, Mazmur 107 secara keseluruhan menawarkan harapan. Ayat ini, meskipun keras, merupakan bagian dari narasi yang lebih luas tentang keselamatan dan penebusan. Seringkali, justru dalam titik terendah inilah seseorang akhirnya berpaling kepada Allah. Kesukaran yang dialami bisa menjadi katalisator untuk pertobatan, sebuah pukulan yang diperlukan untuk memecah kesombongan dan membuka hati terhadap anugerah.

Kisah dalam Mazmur 107 menunjukkan siklus penderitaan akibat dosa, seruan minta tolong, dan akhirnya penyelamatan oleh Allah. Ayat 12 mengingatkan kita akan keseriusan pemberontakan terhadap Tuhan, tetapi juga implisit menunjuk pada ketersediaan pertolongan-Nya bagi mereka yang mau berseru kepada-Nya. Ini adalah peringatan sekaligus undangan untuk merendahkan diri di hadapan Sang Mahatinggi, mengakui bahwa dalam Dia saja kita menemukan kekuatan, pemulihan, dan kehidupan yang sesungguhnya. Memilih untuk taat adalah memilih jalan menuju berkat, sementara penolakan adalah jalan menuju kehancuran.