Mazmur 113:6 adalah sebuah ayat yang begitu indah dan mendalam, berbicara tentang sifat ilahi Tuhan yang tak terbatas. Ayat ini menyatakan, "Dialah yang merendahkan diri untuk melihat apa yang terjadi di langit dan di bumi;". Frasa ini bukan sekadar kata-kata biasa, melainkan sebuah pengingat akan keagungan dan keunikan Pencipta kita. Bayangkan sebuah entitas yang begitu maha kuasa, yang menguasai segala ruang dan waktu, namun Dia justru "merendahkan diri" untuk memperhatikan ciptaan-Nya.
Makna Kerendahan Hati Tuhan
Dalam perspektif manusia, kerendahan hati seringkali diartikan sebagai tidak meninggikan diri, rendah hati dalam perkataan dan perbuatan. Namun, kerendahan hati Tuhan memiliki makna yang jauh lebih agung. Ini bukan karena Tuhan kurang dalam kebesaran-Nya, melainkan justru karena kebesaran-Nya yang tak terhingga, Dia memilih untuk peduli. Tuhan tidak perlu bersusah payah untuk melihat apa yang terjadi di alam semesta. Bagi-Nya, semua terbentang jelas. Namun, tindakan "merendahkan diri" ini menyiratkan sebuah perhatian yang aktif, sebuah ketertarikan yang tulus terhadap segala sesuatu yang telah Dia ciptakan, termasuk manusia.
Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak acuh tak acuh terhadap dunia dan kehidupan kita. Sebaliknya, Dia sangat peduli. Dia memperhatikan setiap detail, setiap kesedihan, setiap sukacita, setiap doa yang terucap dari hati kita. Kerendahan hati-Nya adalah manifestasi dari kasih-Nya yang tak terhingga. Dia, yang memiliki kekuasaan mutlak atas langit dan bumi, memilih untuk mendekat, untuk melihat, dan untuk terlibat dalam realitas keberadaan kita.
Implikasi bagi Kehidupan
Memahami Mazmur 113:6 seharusnya membawa dampak signifikan dalam cara kita memandang Tuhan dan diri kita sendiri. Jika Tuhan Yang Maha Tinggi rela "merendahkan diri" untuk memperhatikan kita, maka kita sebagai ciptaan-Nya patut bersyukur dan menghargai perhatian tersebut. Ini juga menginspirasi kita untuk meneladani sifat kerendahan hati tersebut dalam relasi kita dengan sesama. Sebagaimana Tuhan merendahkan diri, kita pun dipanggil untuk tidak sombong, untuk peduli terhadap orang lain, dan untuk selalu mencari cara untuk melayani.
Ketika kita merasa kecil, tidak berarti, atau terlupakan, ingatlah ayat ini. Tuhan melihat kita. Dia memperhatikan kita. Keberadaan kita penting di mata-Nya. Kerendahan hati-Nya adalah janji bahwa kita tidak pernah benar-benar sendirian. Dia ada, Dia melihat, dan Dia peduli. Hal ini memberikan rasa aman dan pengharapan yang mendalam, bahkan di tengah badai kehidupan. Kemuliaan Tuhan justru semakin bersinar ketika kita menyadari betapa Dia, dalam kebesaran-Nya, justru memilih untuk begitu dekat dan perhatian kepada ciptaan-Nya.