Mazmur 114 merupakan salah satu kidung yang paling indah dan penuh makna dalam kitab Mazmur. Ayat ketujuh, "Hai gunung-gunung, mengapa kamu berguling-guling seperti domba, hai lembah-lembah, mengapa kamu bergoyang-goyang seperti kawanan domba?" (Mazmur 114:7), memberikan gambaran yang sangat kuat tentang keagungan dan kuasa Tuhan yang mampu mengguncang seluruh alam semesta. Ayat ini sering kali dibaca dalam konteks keluarnya bangsa Israel dari Mesir, sebuah peristiwa mukjizat yang menunjukkan intervensi ilahi yang luar biasa.
Ketika Tuhan bekerja, tidak ada yang bisa tetap diam. Bumi itu sendiri, termasuk bentang alamnya yang paling kokoh seperti gunung dan lembah, bereaksi terhadap kehadiran dan kuasa-Nya. Metafora yang digunakan, yaitu berguling-guling seperti domba atau bergoyang-goyang seperti kawanan domba, menyampaikan kesan ketidakberdayaan dan reaksi spontan terhadap sesuatu yang lebih besar dan lebih kuat. Gunung-gunung yang biasanya tegak berdiri dan lembah-lembah yang tenang, seolah-olah kehilangan kestabilannya dan bergerak tak terkendali, seperti hewan yang takut atau kagum.
Penyair Mazmur menggunakan bahasa puitis ini untuk menekankan bahwa peristiwa keluarnya bangsa Israel dari tanah perbudakan bukanlah peristiwa biasa. Di balik peristiwa itu, ada kekuatan ilahi yang dahsyat bekerja. Laut Merah terbelah, sungai-sungai surut, dan gunung-gunung gemetar. Ini semua adalah manifestasi dari kehadiran Tuhan yang hadir untuk membebaskan umat-Nya.
Kita dapat merenungkan ayat ini dalam kehidupan pribadi kita. Kadang-kadang, hidup kita mungkin terasa seperti gunung yang kokoh dan lembah yang stabil. Namun, ketika Tuhan melakukan karya-Nya dalam hidup kita, perubahan bisa saja terjadi dengan cara yang mengejutkan. Perubahan ini mungkin terasa mengguncang, tetapi sering kali merupakan tanda bahwa Tuhan sedang memimpin kita menuju sesuatu yang baru dan lebih baik. Seperti gunung yang berguncang, ini bisa menjadi panggilan untuk melepaskan sesuatu yang lama atau tidak lagi melayani kita.
Makna lainnya adalah tentang keagungan Tuhan. Alam semesta, dengan segala keajaibannya, tunduk pada perintah-Nya. Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak meremehkan kuasa yang mampu memengaruhi struktur fisik bumi. Ini adalah pengingat akan kekuasaan-Nya yang tak terbatas, yang jauh melampaui pemahaman manusia. Ketika kita menghadapi tantangan hidup, mengetahui bahwa ada kuasa yang begitu besar yang bekerja di belakang layar, dapat memberikan kekuatan dan harapan.
Selain itu, ayat ini juga dapat dilihat sebagai simbol dari keterkejutan alam terhadap tindakan penyelamatan ilahi. Sama seperti gunung dan lembah yang bereaksi, seluruh ciptaan seharusnya bersukacita dan takjub atas karya penyelamatan Tuhan. Mazmur 114:7 mengundang kita untuk ikut serta dalam respons alam semesta ini: untuk bergetar dalam kekaguman, bergoyang dalam sukacita, dan merendahkan diri di hadapan Sang Pencipta.
Dalam konteks spiritual, goncangan yang digambarkan bisa juga berarti bagaimana iman kita diuji dan diperdalam. Ketika iman kita diuji, seperti gunung yang berguncang, kita mungkin merasa tidak stabil. Namun, seperti yang kita lihat dalam narasi Mazmur 114, guncangan ini akhirnya mengarah pada pembebasan dan kemenangan. Penting untuk diingat bahwa guncangan ini bukan tanda kehancuran, melainkan tanda kehadiran Tuhan yang sedang bekerja untuk memproses dan memurnikan umat-Nya.
Oleh karena itu, Mazmur 114:7 bukan sekadar gambaran alam yang bergetar, tetapi sebuah pengingat kuat tentang kuasa Tuhan yang dahsyat, tindakan penyelamatan-Nya yang luar biasa, dan bagaimana seluruh ciptaan bereaksi terhadap kehadiran-Nya. Ayat ini mengajak kita untuk merespons dengan kekaguman, iman, dan rasa syukur atas karya-karya agung-Nya.