Mazmur 119:100 - Hikmat Melampaui Guru

"Aku lebih berakal daripada orang tuaku, karena aku memegang titah-titah-Mu."

Ayat ini, yang berasal dari kitab Mazmur pasal 119 ayat 100, menyimpan kedalaman makna yang luar biasa tentang sumber kebijaksanaan dan pengertian. Pemazmur secara berani menyatakan bahwa ia memiliki pemahaman yang lebih besar daripada para pendahulunya, bahkan orang tuanya sendiri, bukan karena superioritas alami atau pengalaman duniawi, melainkan karena kepatuhannya yang teguh terhadap firman Tuhan. Pernyataan ini mungkin terdengar kontroversial pada pandangan pertama, namun konteksnya sangat jelas: kebijaksanaan yang sejati datang dari sumber ilahi, bukan semata-mata dari akumulasi pengetahuan manusia atau tradisi leluhur.

Orang tua dan guru-guru telah lama dianggap sebagai sumber utama pengetahuan dan panduan. Mereka mengajarkan nilai-nilai, etika, keterampilan praktis, dan sejarah. Namun, Mazmur 119:100 menunjukkan bahwa ada sebuah tingkatan kebijaksanaan yang melampaui apa yang bisa diajarkan oleh manusia. Titah-titah Tuhan, sebagaimana tertulis dalam hukum-Nya, adalah sumber kebenaran yang abadi dan tak berubah. Ketika seseorang menjadikan firman Tuhan sebagai pedoman hidupnya, ia membuka diri terhadap pemahaman yang lebih dalam tentang kebenaran, keadilan, dan tujuan hidup.

Pemahaman yang diperoleh dari mempelajari dan mempraktikkan firman Tuhan seringkali bersifat transformatif. Ini bukan sekadar penambahan informasi, melainkan perubahan perspektif yang fundamental. Seseorang yang dipandu oleh hikmat ilahi dapat melihat melampaui permasalahan duniawi yang sementara. Ia dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat dengan kejelasan yang lebih besar, membuat keputusan yang lebih bijak, dan menavigasi kompleksitas kehidupan dengan ketenangan dan keyakinan. Pengalaman seperti ini bisa saja lebih kaya dan lebih mendalam daripada pelajaran yang diterima dari pengalaman manusia semata.

Keunggulan yang diungkapkan dalam ayat ini bukanlah bentuk kesombongan pribadi, melainkan pengakuan atas kemuliaan Tuhan dan kekuatan firman-Nya. Ini adalah kesaksian tentang bagaimana ketaatan pada prinsip-prinsip ilahi dapat memberikan perspektif dan kedalaman yang tidak dapat dicapai melalui cara-cara lain. Dalam dunia yang terus berubah, di mana nilai-nilai seringkali diperdebatkan dan kebenaran bisa tampak kabur, berpegang teguh pada titah Tuhan adalah jangkar yang kokoh.

Menjadi lebih berakal daripada orang tua atau guru bukan berarti meremehkan peran mereka, melainkan menekankan bahwa ada sebuah sumber kebijaksanaan yang lebih tinggi. Firman Tuhan adalah guru yang paling unggul, yang tidak pernah gagal memberikan panduan yang tepat dan solusi yang kekal. Memilih untuk mendengarkan, merenungkan, dan mematuhi ajaran-Nya adalah langkah menuju pemahaman yang lebih murni dan kehidupan yang lebih bermakna. Ini adalah undangan untuk mencari hikmat yang sejati, yang hanya dapat ditemukan dalam hubungan yang mendalam dengan Sang Pencipta dan firman-Nya.