"Aku sangat tertindas; hidupkanlah aku, ya TUHAN, sesuai dengan firman-Mu!"
Ayat Mazmur 119:107 merupakan seruan hati yang begitu mendalam dari seorang hamba Tuhan yang sedang menghadapi tekanan dan penderitaan yang luar biasa. Dalam ayat ini, penulis mengakui kerentanannya di hadapan badai kehidupan yang menerpanya, bahkan sampai merasa "sangat tertindas". Pengakuan ini bukanlah tanda kelemahan, melainkan sebuah kejujuran spiritual yang membuka pintu bagi intervensi Ilahi. Ketika kita merasa telah mencapai batas kekuatan kita, saat itulah kita paling siap untuk bersandar sepenuhnya pada kekuatan yang lebih besar.
Frasa "hidupkanlah aku, ya TUHAN" adalah inti dari permohonan ini. Ini bukan sekadar permintaan untuk tetap hidup secara fisik, tetapi lebih kepada permohonan agar jiwanya dihidupkan kembali, diberi kekuatan baru, semangat yang terbarukan, dan pemeliharaan ilahi di tengah kondisi yang mengancam kehidupannya. Penindasan bisa datang dalam berbagai bentuk: penderitaan fisik, tekanan mental, penganiayaan dari sesama, atau godaan yang kuat. Dalam situasi seperti ini, seringkali seseorang merasa terkuras habis, baik secara fisik maupun spiritual. Permohonan ini menunjukkan bahwa sumber kehidupan sejati, sumber kekuatan dan pemulihan, hanya ada pada Tuhan.
Bagian terpenting dari ayat ini adalah klausa penutup: "sesuai dengan firman-Mu!". Penulis tidak meminta sesuatu yang sembarangan atau berdasarkan keinginannya sendiri semata. Permohonannya terikat erat dengan kehendak dan janji-janji Tuhan yang tertulis dalam firman-Nya. Ini adalah prinsip iman yang krusial: berdoa sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Ketika kita mengarahkan doa kita agar selaras dengan apa yang telah Tuhan nyatakan dalam Alkitab, kita sedang beriman pada janji-Nya dan pada karakter-Nya yang setia. Firman Tuhan adalah pedoman, sumber penghiburan, dan dasar kepercayaan kita, bahkan ketika realitas hidup terasa begitu berat.
Dalam konteks Mazmur 119, yang merupakan mazmur terpanjang dan merupakan pujian terhadap Taurat atau firman Tuhan, ayat 107 ini menempatkan firman Tuhan sebagai sarana utama Tuhan untuk menghidupkan dan memelihara umat-Nya. Firman itu bukanlah sekadar bacaan mati, tetapi sumber kehidupan yang dinamis, yang mampu memberikan kekuatan di saat lemah, pengharapan di saat putus asa, dan pemeliharaan di saat terancam. Tuhan berjanji untuk hidupkan mereka yang berseru kepada-Nya, terutama ketika mereka berpegang pada janji-janji-Nya.
Bagi kita di zaman sekarang, Mazmur 119:107 mengajarkan bahwa ketika kita menghadapi kesulitan yang membuat kita merasa tertekan, tindakan pertama yang seharusnya kita lakukan adalah berseru kepada Tuhan. Namun, seruan itu harus dibarengi dengan iman pada firman-Nya. Pelajari firman Tuhan, ingat janji-janji-Nya, dan mohonlah agar Ia memberikan kehidupan, kekuatan, dan pemeliharaan sesuai dengan apa yang telah Ia firmankan. Tuhan setia pada firman-Nya, dan dalam firman-Nya terdapat jaminan bahwa Ia akan memulihkan dan menghidupkan mereka yang bersandar pada-Nya. Biarlah ayat ini menjadi pengingat bahwa dalam kerapuhan kita, ada kekuatan yang selalu tersedia dalam janji-janji Tuhan yang kekal.
Jika Anda merasa tertindas atau membutuhkan kekuatan baru, jangan ragu untuk berseru kepada Tuhan. Ingatlah firman-Nya, seperti yang tertulis dalam Mazmur 119:107, dan percayalah bahwa Ia akan menghidupkan Anda sesuai dengan janji-Nya.