Mataku mencari-cari pertolongan-Mu,
sebab aku berharap pada firman-Mu.
Ayat Mazmur 119:123 ini merangkum esensi dari sebuah hubungan yang mendalam dengan Tuhan: yaitu ketergantungan dan harapan yang berakar pada firman-Nya. Dalam kesibukan dunia modern, seringkali pandangan kita teralih pada hal-hal yang fana, tren sesaat, atau solusi sementara. Namun, pemazmur mengingatkan kita bahwa sumber kekuatan dan bimbingan yang sejati, yang takkan pernah mengecewakan, terletak pada kebenaran ilahi yang tertulis.
Frasa "Mataku mencari-cari pertolongan-Mu" menggambarkan sebuah kerinduan yang aktif. Ini bukan sekadar harapan pasif, melainkan sebuah pencarian yang sungguh-sungguh, seperti seseorang yang tenggelam mencari udara. Dalam kehidupan, kita menghadapi berbagai tantangan, kegagalan, dan ketidakpastian. Di saat-saat seperti inilah, firman Tuhan menjadi mercusuar yang menerangi jalan, memberikan perspektif ilahi, dan menawarkan solusi yang melampaui pemahaman manusia. Firman Tuhan bukan hanya kumpulan kata-kata, melainkan sumber kehidupan, kebenaran, dan janji-janji yang kokoh.
Harapan yang tertuju pada firman Tuhan memberikan fondasi yang kuat dalam menghadapi badai kehidupan. Ketika dunia di sekitar kita bergejolak, janji-janji Tuhan yang kekal menjadi jangkar bagi jiwa kita. Mazmur ini mengajak kita untuk mengalihkan pandangan dari masalah yang tampak besar menjadi kebesaran Tuhan yang terungkap dalam firman-Nya. Melalui doa, perenungan, dan penerapan ajaran-Nya, kita menemukan kekuatan untuk bertahan, kebijaksanaan untuk bertindak, dan kedamaian yang melampaui segala akal.
Penerapan ayat ini dalam kehidupan sehari-hari berarti menjadikan firman Tuhan sebagai prioritas utama. Ini bukan hanya tentang membaca Alkitab secara rutin, tetapi juga merenungkan isinya, memohon hikmat untuk memahaminya, dan berjuang untuk menerapkannya dalam setiap aspek kehidupan. Baik dalam pengambilan keputusan, dalam relasi dengan sesama, maupun dalam menghadapi ujian pribadi, firman Tuhan senantiasa menawarkan petunjuk yang tak ternilai.
Saat kita dengan tulus "mencari-cari pertolongan-Mu" dalam firman-Nya, kita membuka diri untuk mengalami pemeliharaan dan bimbingan Tuhan secara pribadi. Ketergantungan pada firman-Nya mengajarkan kita kerendahan hati, kepercayaan, dan kesabaran. Ini adalah jalan menuju pertumbuhan rohani yang kokoh, di mana kita belajar untuk mengandalkan Tuhan dalam segala hal, bukan pada kekuatan diri sendiri atau sumber daya duniawi yang terbatas. Dengan mata yang tertuju pada janji-janji-Nya, kita dapat melangkah maju dengan keyakinan, mengetahui bahwa Tuhan selalu menyertai dan memberikan pertolongan pada waktu yang tepat.