"Perlakukanlah hamba-Mu sesuai dengan kasih setia-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku."
Mazmur 119 merupakan salah satu bagian terpanjang dalam Alkitab, sebuah ratapan pujian yang merangkum cinta mendalam sang pemazmur terhadap Taurat Allah. Ayat 124, khususnya, menyingkapkan inti dari permohonan yang tulus kepada Tuhan. Di tengah pergumulan hidup dan godaan dunia, sang pemazmur memohon agar diperlakukan berdasarkan kasih setia Allah, sebuah atribut ilahi yang tak tergoyahkan. Kasih setia ini bukan sekadar emosi belaka, melainkan janji, perbuatan penyelamatan, dan pemeliharaan yang terus-menerus dari Tuhan bagi umat-Nya.
Permohonan ini menunjukkan pengakuan akan keterbatasan diri dan kebutuhan mutlak akan anugerah Allah. Manusia, dengan segala kekurangannya, tidak layak mendapatkan perlakuan yang sempurna. Namun, melalui kasih setia-Nya, Allah justru memilih untuk mengasihi dan memulihkan. Sang pemazmur memahami bahwa bukan karena kebaikan atau kebenaran dirinya ia layak, melainkan semata-mata karena sifat Allah yang penuh kasih dan perjanjian-Nya. Ini adalah fondasi keyakinan yang memberikan kekuatan dan harapan di saat-saat terberat.
Lebih dari sekadar permohonan perlakuan, ayat ini juga mengandung permohonan untuk diajarkan ketetapan-ketetapan Allah. Ketetapan-ketetapan ini merujuk pada hukum-hukum, perintah-perintah, dan firman Allah yang menjadi panduan hidup. Tanpa pemahaman dan ketaatan terhadap firman-Nya, seseorang akan mudah tersesat dalam kegelapan dan kebingungan. Sang pemazmur menyadari bahwa kasih setia Allah tidak hanya membebaskannya dari dosa, tetapi juga memampukannya untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Permohonan untuk diajar ini merupakan langkah aktif dalam relasi dengan Tuhan. Ini bukan permintaan pasif, melainkan kerinduan jiwa untuk mengenal Allah lebih dalam, untuk menaati jalan-Nya, dan untuk mengalami transformasi yang dibawa oleh kebenaran-Nya. Ajaran dari Tuhan datang melalui firman-Nya, melalui Roh Kudus yang membimbing, dan melalui pengalaman hidup. Ketika kita meminta Tuhan mengajarkan ketetapan-Nya, kita membuka diri untuk menerima hikmat ilahi yang akan menuntun langkah kita di dunia yang penuh tantangan.
Jadi, Mazmur 119:124 adalah seruan hati yang mendalam, menggabungkan keyakinan pada kasih setia Allah yang tak berkesudahan dengan kerinduan untuk hidup dalam terang firman-Nya. Ini mengingatkan kita bahwa relasi yang sejati dengan Tuhan dibangun di atas dasar anugerah-Nya yang tak terhingga dan kemauan kita untuk belajar serta mentaati-Nya. Dalam setiap permohonan kita, marilah kita juga memohon agar Tuhan terus memperlakukan kita sesuai kasih setia-Nya dan senantiasa membuka pikiran dan hati kita untuk memahami serta mempraktikkan firman-Nya.