Dalam perjalanan hidup, kita seringkali dihadapkan pada berbagai macam tantangan. "Banyak musuhku dan lawan-lawanku," demikian Daud mengungkapkan dalam Mazmur 119 ayat 157. Ungkapan ini tidak hanya menggambarkan situasi pribadi Daud yang penuh dengan permusuhan dan perlawanan, tetapi juga merupakan cerminan universal dari perjuangan yang dihadapi setiap individu yang berusaha hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Menghadapi Tantangan dengan Keteguhan Iman
Ayat ini mengandung sebuah pengakuan yang kuat tentang keberadaan kesulitan. Musuh dan lawan bisa datang dalam berbagai bentuk: godaan dari dunia, keraguan diri, kritikan dari orang lain, kesulitan ekonomi, masalah kesehatan, atau bahkan perlawanan spiritual yang tak terlihat. Seringkali, jumlah mereka terasa begitu banyak, seolah mengepung kita dari segala penjuru, membuat kita merasa lemah, terintimidasi, bahkan putus asa.
Namun, inti dari ayat ini bukanlah pada banyaknya musuh, melainkan pada respons Daud terhadap mereka. Ia melanjutkan dengan sebuah penegasan yang mendalam: "tetapi Engkau tidak kutinggalkan firman-Mu." Pernyataan ini menunjukkan sebuah pilihan sadar untuk tetap berpegang teguh pada kebenaran dan ajaran Tuhan, meskipun badai perlawanan sedang mengamuk. Firman Tuhan menjadi jangkar yang kokoh di tengah lautan ketidakpastian dan ancaman.
Firman Tuhan sebagai Sumber Kekuatan dan Perlindungan
Mengapa firman Tuhan begitu penting dalam menghadapi musuh dan lawan? Alkitab, yang merupakan manifestasi firman Tuhan, memberikan kita pencerahan, hikmat, dan petunjuk hidup. Ia mengajarkan kita tentang karakter Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih, memberikan kita pengharapan di tengah keputusasaan, dan mengingatkan kita akan janji-janji-Nya yang kekal. Dalam firman-Nya, kita menemukan kekuatan untuk menolak godaan, keberanian untuk menghadapi ketakutan, dan ketabahan untuk bertahan dalam penderitaan.
Ketika kita memelihara hubungan yang erat dengan firman Tuhan, baik melalui pembacaan, perenungan, maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, kita sedang membangun fondasi spiritual yang kuat. Firman Tuhan menjadi perisai yang melindungi kita dari serangan musuh, menjadi pedang yang memungkinkan kita untuk melawan kejahatan, dan menjadi peta yang membimbing kita di jalan yang benar. Dalam pengakuan Daud, ia tidak melihat dirinya sendiri yang mampu mengalahkan musuh-musuhnya, melainkan kekuatannya berasal dari keterikatannya pada Tuhan dan firman-Nya.
Sebuah Komitmen Seumur Hidup
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa kesetiaan pada firman Tuhan bukanlah sebuah pilihan sesaat, melainkan sebuah komitmen seumur hidup. Akan selalu ada situasi yang menguji kesetiaan kita. Namun, dengan memegang teguh firman Tuhan, kita dapat melangkah maju dengan keyakinan bahwa kita tidak sendirian. Tuhan beserta kita, memberikan kekuatan, penghiburan, dan kemenangan. Mari kita belajar dari Daud untuk tidak pernah meninggalkan firman Tuhan, bahkan ketika musuh-musuh kita terlihat sangat banyak dan kuat.