Ayat Mazmur 119:39 ini adalah sebuah permohonan yang mendalam, sebuah seruan hati kepada Tuhan agar dijauhkan dari segala sesuatu yang dapat mencela atau mempermalukan namanya. Di tengah kehidupan yang penuh godaan dan berbagai macam bentuk pencemaran, pemazmur mengakui bahwa satu-satunya pelindung dan panduan adalah firman dan hukum Tuhan.
Permohonan "jauhkanlah cela" bukan sekadar permintaan untuk terhindar dari rasa malu di hadapan manusia, tetapi lebih pada menjaga kesucian hubungan dengan Sang Pencipta. Cela, dalam konteks ini, bisa merujuk pada dosa, kesalahan, ketidaktaatan, atau perbuatan yang bertentangan dengan kehendak ilahi. Kehidupan yang penuh dengan cela dapat mengaburkan kesaksian kita sebagai pengikut Tuhan dan merusak reputasi Injil yang kita pegang.
Kunci dari perlindungan ini, seperti yang ditegaskan pemazmur, adalah kesungguhannya untuk "memelihara titah-titah-Mu". Ini menunjukkan hubungan timbal balik yang erat antara permohonan dan tindakan. Kita memohon agar dijauhkan dari cela, namun pada saat yang sama, kita berkomitmen untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Memelihara titah Tuhan berarti bukan hanya mengetahui, tetapi mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini melibatkan ketaatan, disiplin diri, dan keinginan untuk terus belajar dan bertumbuh dalam pemahaman tentang firman Tuhan.
Dalam dunia yang terus berubah dan menawarkan berbagai hiburan serta godaan yang dapat menjauhkan kita dari Tuhan, ayat ini menjadi pengingat penting. Kita perlu secara aktif meminta perlindungan ilahi untuk menjaga diri kita tetap murni dan tidak tercela. Hal ini bisa dilakukan melalui doa yang tekun, meditasi firman Tuhan, dan persekutuan dengan orang-orang percaya lainnya. Dengan demikian, kita dapat berjalan dalam terang Tuhan dan menjadi kesaksian yang hidup bagi-Nya.
Ayat ini juga mengajarkan bahwa hidup yang benar di hadapan Tuhan bukanlah sesuatu yang otomatis terjadi, melainkan sebuah proses yang membutuhkan usaha dan ketergantungan penuh pada anugerah-Nya. Pemeliharaan titah Tuhan adalah bentuk komitmen aktif kita, sementara penjauhan dari cela adalah buah dari kuasa dan kesetiaan Tuhan yang bekerja dalam hidup kita. Semoga kita senantiasa menjadikan ayat ini sebagai pegangan dan doa dalam perjalanan iman kita.