Kisah Rasul 7:17

"Ketika sudah dekat waktunya untuk menggenapi janji yang dengan sumpah telah diucapkan Allah kepada Abraham, bertambah banyaklah bangsa Israel di Mesir."
M ... Harapan Bertumbuh
Ilustrasi: Pertumbuhan dan janji yang menanti.

Kisah Para Rasul pasal 7 ayat 17 membuka sebuah jendela penting ke dalam narasi Alkitab mengenai bangsa Israel, fokus pada momen krusial menjelang kelahiran seorang tokoh yang akan mengubah jalannya sejarah: Musa. Ayat ini menggarisbawahi bahwa waktu penggenapan janji Allah kepada Abraham telah tiba. Janji ini, yang diucapkan Allah sendiri dengan sumpah, adalah janji mengenai keturunan yang akan menjadi bangsa yang besar dan diberkati, serta mewarisi tanah perjanjian.

Pada saat itu, bangsa Israel berada dalam perbudakan di Mesir. Generasi demi generasi telah berlalu sejak Yusuf dan keluarganya pertama kali datang ke Mesir. Ironisnya, di tengah kesulitan dan penindasan yang mereka alami, justru jumlah mereka bertambah secara signifikan. Pertumbuhan populasi ini bukanlah sekadar fenomena demografis biasa, melainkan bukti dari campur tangan ilahi dan penanda bahwa waktu untuk pembebasan sudah dekat. Allah tidak melupakan janji-Nya, bahkan ketika umat-Nya sedang dalam kondisi terlemah.

Kisah ini mengajarkan kita tentang kesetiaan Allah. Meskipun umat-Nya sering kali jatuh dan mengalami masa-masa sulit, Allah tetap setia pada janji-Nya. Janji tersebut tidak hanya terkait dengan pembebasan fisik dari Mesir, tetapi juga merupakan bagian dari rencana keselamatan yang lebih besar. Pertumbuhan populasi Israel di Mesir, yang dicatat dalam ayat ini, adalah respons Allah terhadap janji-Nya dan persiapan untuk mengutus seorang penyelamat.

Momen ini adalah awal dari kisah Musa. Di tengah situasi yang tampak tanpa harapan, Allah mempersiapkan pribadi yang akan menjadi alat-Nya untuk memimpin umat-Nya keluar dari perbudakan. Pertumbuhan bangsa Israel di Mesir memastikan bahwa ketika pembebasan itu datang, akan ada cukup banyak orang yang dapat menjadi bangsa yang diklaim Allah. Ini adalah gambaran yang kuat tentang bagaimana Allah bekerja dalam situasi yang paling menantang sekalipun, menggunakan bahkan kesulitan untuk memajukan rencana-Nya dan menggenapi janji-janji-Nya. Kisah Rasul 7:17 mengingatkan kita bahwa di balik setiap kesulitan, ada potensi ilahi yang bekerja menuju penggenapan tujuan-Nya.

Ayat ini juga memperlihatkan pentingnya perspektif ilahi. Dari sudut pandang manusia, perbudakan di Mesir adalah malapetaka. Namun, dari perspektif Allah, itu adalah periode yang diperlukan untuk pertumbuhan dan persiapan. Allah melihat waktu yang tepat untuk bertindak, dan peningkatan jumlah umat-Nya adalah salah satu tanda bahwa waktu itu semakin dekat. Ini mengajarkan umat beriman untuk senantiasa memelihara iman dan harapan, percaya bahwa Allah selalu berdaulat dan bekerja sesuai dengan waktu-Nya yang sempurna, meskipun situasi duniawi tampak suram.