Mazmur 119:85

"Orang-orang yang berbuat keji menggali lubang bagiku, mereka yang melawan Taurat-Mu tidak menepati janji-Mu."

Keteguhan di Tengah Pergumulan

Mazmur 119 adalah mazmur terpanjang dalam Alkitab, yang merayakan keindahan, kekuatan, dan kepatuhan terhadap firman Tuhan. Ayat 85 ini menyoroti sebuah realitas pahit yang sering dihadapi oleh orang-orang yang hidup setia kepada Tuhan: adanya permusuhan dari pihak lain. Penulis mazmur dengan gamblang menyatakan bahwa "orang-orang yang berbuat keji menggali lubang bagiku." Ini adalah gambaran kuat tentang penganiayaan, jebakan, dan rencana jahat yang disiapkan oleh musuh-musuh Tuhan.

Dalam konteks masa lalu, "menggali lubang" bisa berarti membuat jebakan fisik untuk menjatuhkan seseorang. Namun, secara rohani, ini melambangkan upaya untuk menjebak, mencemarkan nama baik, atau bahkan menghancurkan kehidupan seseorang melalui fitnah, manipulasi, dan kebencian. Orang-orang yang melakukan hal ini digambarkan sebagai "berbuat keji," menunjukkan tindakan mereka yang tidak bermoral dan bertentangan dengan kebenaran ilahi.

Lebih lanjut, ayat ini juga menegaskan bahwa "mereka yang melawan Taurat-Mu tidak menepati janji-Mu." Ini menunjukkan akar dari permusuhan tersebut. Ketidakpedulian atau penolakan terhadap hukum dan ajaran Tuhan menjadi sumber dari perilaku jahat. Orang-orang yang memilih untuk hidup di luar kehendak Tuhan seringkali kehilangan integritas dan tidak dapat dipercaya. Janji-janji mereka kosong karena tidak didasarkan pada prinsip kebenaran yang kekal.

Firman

Simbol keteguhan, firman, dan harapan.

Iman yang Tak Tergoyahkan

Meskipun dihadapkan pada kesulitan dan permusuhan seperti yang digambarkan dalam Mazmur 119:85, respons yang ditunjukkan oleh penulis mazmur adalah terus berpegang teguh pada kebenaran ilahi. Ini bukan berarti hidup tanpa masalah, tetapi memiliki sumber kekuatan dan panduan yang tak tergoyahkan. Firman Tuhan, yang sering disebut sebagai "Taurat," menjadi kompas moral dan spiritual yang menjaga penuntunnya dari jurang kehancuran yang digali oleh musuh.

Dalam menghadapi "orang-orang yang berbuat keji," kita dipanggil untuk tidak membalas dengan cara yang sama, melainkan untuk mengandalkan hikmat dan keadilan Tuhan. Firman Tuhan mengajarkan kita untuk mengasihi musuh kita dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita. Ini adalah jalan yang sulit, tetapi merupakan jalan yang membawa kedamaian batin dan kepuasan sejati.

Setiap orang yang berusaha hidup benar di hadapan Tuhan pasti akan mengalami tantangan. Namun, janji Tuhan adalah bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan orang yang mencari-Nya. Mazmur 119:85 menjadi pengingat bahwa dunia ini penuh dengan kontradiksi, tetapi iman yang didasarkan pada firman Tuhan akan memberikan kekuatan untuk tetap teguh, tidak terpengaruh oleh upaya jahat orang lain, dan tetap berpegang pada janji-janji-Nya yang setia. Kekuatan sejati tidak datang dari kemampuan kita sendiri, tetapi dari hubungan kita dengan sumber segala kebenaran.