Mazmur 119:86

"Semua perintah-Mu adalah setia; tolonglah aku, karena aku dianiaya tanpa alasan."

Kesetiaan Ilahi di Tengah Tekanan

Mazmur 119 merupakan kumpulan pujian dan doa yang sangat mendalam tentang firman Tuhan. Ayat 86, "Semua perintah-Mu adalah setia; tolonglah aku, karena aku dianiaya tanpa alasan," menyajikan dua aspek krusial dari hubungan manusia dengan Tuhan: pengakuan akan kesetiaan-Nya dan permohonan pertolongan di tengah kesulitan. Bagian ini mengajak kita untuk merenungkan betapa pentingnya kebenaran firman Tuhan, terutama ketika hidup diliputi tantangan dan aniaya.

Ayat ini secara lugas menyatakan keyakinan penuh penulis akan kesetiaan setiap perintah Tuhan. Ini bukan sekadar pernyataan pasif, melainkan pengakuan aktif bahwa hukum, perintah, dan janji Tuhan adalah kokoh, dapat dipercaya, dan tidak pernah berubah. Dalam lautan kehidupan yang seringkali penuh ketidakpastian dan kekecewaan, kesetiaan Tuhan menjadi jangkar yang teguh. Ia tidak akan pernah meninggalkan atau mengkhianati mereka yang berseru kepada-Nya, bahkan ketika situasi tampaknya tidak memungkinkan.

Namun, pengakuan akan kesetiaan Tuhan tidak mengurangi kebutuhan akan pertolongan-Nya. Penulis mazmur berada dalam posisi yang rentan, di mana ia merasakan aniaya yang datang tanpa dasar yang jelas. Situasi seperti ini bisa sangat melemahkan iman, menimbulkan pertanyaan, dan membuat seseorang merasa sendirian. Di sinilah letak keindahan doa dalam Mazmur 119:86 – ia memadukan keyakinan akan karakter Tuhan dengan kerentanan manusia yang mengakui kebutuhannya akan campur tangan Ilahi.

Di zaman modern ini, kita mungkin tidak selalu menghadapi aniaya fisik seperti di masa lampau, tetapi kita tetap bisa mengalami penolakan, kesalahpahaman, tekanan dari lingkungan, atau perjuangan batin yang terasa tanpa alasan. Dalam kondisi seperti itu, firman Tuhan, yang dinyatakan setia, menjadi sumber kekuatan dan hikmat. Memahami bahwa setiap perintah-Nya dirancang untuk kebaikan kita, bahkan ketika sulit dipahami, dapat memberikan perspektif yang baru.

Penulis mazmur meminta pertolongan karena ia dianiaya. Permintaan ini mengajarkan kita bahwa berseru kepada Tuhan bukan tanda kelemahan, melainkan pengakuan akan kedaulatan-Nya atas segala situasi. Ia tidak hanya mencari solusi luar, tetapi juga kekuatan internal untuk bertahan dan tetap setia pada prinsip-prinsip kebenaran. Kesetiaan Tuhan menjadi alasan mengapa kita berani memohon pertolongan, karena kita tahu Dia adalah sumber keadilan dan kebenaran yang tak tergoyahkan.

SETIA PERINTAH

Ilustrasi: Simbol kesetiaan dan bimbingan.

Dengan merenungkan Mazmur 119:86, kita diingatkan bahwa bahkan di tengah badai kehidupan, kesetiaan firman Tuhan tetap ada. Permohonan penulis untuk pertolongan adalah pengingat yang kuat bahwa kita dipanggil untuk tidak hanya mengagumi kebenaran Tuhan, tetapi juga bergantung pada-Nya melalui doa, terutama saat menghadapi ketidakadilan atau kesulitan yang tak terduga. Semoga kita senantiasa menemukan kekuatan dalam kesetiaan-Nya.