Mazmur 119:99

"Lebih dari pada semua pengajarku aku menjadi berpengertian, sebab kesaksian-kesaksian-Mu kupegang."
Simbol kebijaksanaan dan Firman Tuhan

Ayat Mazmur 119:99 ini memuat sebuah pernyataan yang sangat dalam dari pemazmur mengenai sumber kebijaksanaannya. Ia mengaku bahwa ia menjadi lebih berpengertian dibandingkan dengan semua pengajarnya. Pengakuan ini bukanlah kesombongan, melainkan pengakuan atas keunggulan Firman Tuhan sebagai sumber pengajaran tertinggi.

Dalam konteks zaman itu, para pengajar bisa merujuk pada guru-guru sekolah, para rabi, atau orang-orang bijak yang memiliki pengetahuan luas. Namun, pemazmur menemukan bahwa ajaran yang datang dari "kesaksian-kesaksian-Mu" (merujuk pada perintah, ketetapan, dan firman Allah) memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan murni. Ini menunjukkan bahwa kebijaksanaan yang berasal dari Tuhan tidak dapat disamai oleh kebijaksanaan duniawi semata. Firman Tuhan memiliki dimensi spiritual yang mengantarkan pada pengertian sejati tentang kehidupan, kebenaran, dan cara hidup yang berkenan kepada-Nya.

Memegang kesaksian Tuhan berarti bukan hanya menghafal atau mengetahui, tetapi juga memegang teguh, menaati, dan menjadikannya pedoman hidup. Ketika seseorang secara konsisten merenungkan, memahami, dan menerapkan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Firman Tuhan, ia akan mulai melihat dunia dan segala permasalahannya dari perspektif yang berbeda. Ini adalah proses transformasi yang terjadi dari dalam, yang memampukan seseorang untuk membuat keputusan yang bijak, menghadapi tantangan dengan ketabahan, dan memiliki pandangan yang benar tentang segala sesuatu.

Kebijaksanaan yang diperoleh dari Firman Tuhan bersifat holistik. Ia tidak hanya mencakup pengetahuan intelektual, tetapi juga pemahaman moral, emosional, dan spiritual. Hal ini memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain secara lebih baik, memahami motivasi di balik tindakan mereka, dan merespons situasi dengan kasih dan keadilan. Pemazmur merasakan bahwa semakin ia menancapkan hatinya pada kebenaran ilahi, semakin terbukalah pikirannya terhadap hikmat yang lebih besar.

Bagi kita di zaman modern, ayat ini tetap relevan. Di tengah lautan informasi yang begitu luas dan beragam, serta banyaknya "pengajar" yang menawarkan berbagai pandangan dan solusi, kita perlu kembali kepada sumber kebenaran yang kekal. Mempelajari dan merenungkan Firman Tuhan secara teratur adalah kunci untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam dan tidak tergoyahkan. Ini bukan tentang menolak pengetahuan atau pendidikan yang baik, tetapi tentang menempatkan Firman Tuhan sebagai otoritas tertinggi dan fondasi dari segala pemahaman kita. Dengan demikian, kita pun dapat menjadi pribadi yang lebih berpengertian, bukan karena kehebatan diri sendiri, tetapi karena hikmat ilahi yang mengalir melalui kehidupan kita.