Mazmur 12:8

"Di mana-mana orang fasik berjalan bertebaran, dan kehinaan ditinggikan di antara anak-anak manusia."
Perlindungan Ilahi

Mazmur 12 ayat 8 adalah sebuah pernyataan tegas mengenai realitas dunia yang seringkali terasa paradoks. Di tengah hiruk pikuk kehidupan, di mana suara-suara kebaikan terkadang tenggelam, ayat ini mengingatkan kita bahwa ada fenomena di mana "di mana-mana orang fasik berjalan bertebaran, dan kehinaan ditinggikan di antara anak-anak manusia." Ini bukanlah gambaran optimis tentang tatanan dunia, melainkan sebuah pengamatan yang jujur tentang kecenderungan manusia dan pengaruh kejahatan yang meresap.

Frasa "orang fasik berjalan bertebaran" dapat diartikan sebagai penyebaran pengaruh buruk, kebohongan, dan perbuatan yang bertentangan dengan prinsip moral dan spiritual yang luhur. Mereka mungkin terlihat sukses, berkuasa, atau bahkan dihormati dalam pandangan duniawi, meskipun tindakan mereka jauh dari kebenaran. Terkadang, mereka bergerak dengan leluasa, seolah-olah tidak ada konsekuensi, meninggalkan jejak kehancuran di belakang mereka.

Lebih lanjut, ayat ini menyoroti sebuah realitas yang menyedihkan: "kehinaan ditinggikan di antara anak-anak manusia." Ini berarti bahwa hal-hal yang sebenarnya rendah, hina, tidak bermoral, atau merusak justru mendapatkan tempat, bahkan dipromosikan atau diagungkan. Ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk: budaya yang mengagungkan keserakahan, media yang menyebarkan kebohongan dengan mudah, atau sistem yang memberi imbalan pada ketidakjujuran. Keadaan ini bisa menimbulkan rasa frustrasi dan keputusasaan bagi mereka yang berusaha hidup benar.

Namun, penting untuk melihat ayat ini dalam konteks yang lebih luas dari Kitab Mazmur. Mazmur seringkali menjadi seruan dan pengakuan iman seseorang di tengah kesulitan. Ayat ini, meskipun menggambarkan kegelapan, tidak berhenti di situ. Ia berfungsi sebagai pengingat akan kontras antara dunia yang penuh kejahatan dan keberadaan Allah yang adil dan berkuasa. Di balik penampakan luar, pemazmur seringkali menemukan penghiburan dan harapan dalam perlindungan dan pemeliharaan ilahi.

Bagi orang yang beriman, pemahaman terhadap Mazmur 12:8 ini bukan untuk menimbulkan keputusasaan, melainkan untuk membentengi diri dari ilusi. Kita diajak untuk tidak terkejut atau larut dalam kepedihan melihat ketidakbenaran merajalela. Sebaliknya, kita diingatkan untuk terus berpegang pada prinsip-prinsip kebenaran, mencari kebijaksanaan dari sumber yang ilahi, dan mengandalkan kekuatan-Nya dalam menghadapi realitas dunia yang kompleks. Keberadaan orang fasik yang bertebaran dan kehinaan yang ditinggikan adalah pengingat untuk senantiasa mencari perlindungan yang sejati, yang hanya dapat ditemukan dalam kesetiaan kepada Sang Pencipta. Kebenaran dan keadilan ilahi pada akhirnya akan tegak, meskipun terkadang prosesnya terasa panjang dan penuh tantangan di dunia yang fana ini.