Mazmur 18:46

"TUHAN hidup, terpujilah Penyelamatku, dan terangkatlah Allah Penyelamatku!"

Simbol gelombang laut dengan matahari terbit yang melambangkan keagungan dan penyelamatan Tuhan.

Mazmur 18:46 adalah sebuah pernyataan iman yang kuat dan penuh sukacita. Ayat ini bukan sekadar kata-kata, melainkan pengakuan yang tulus atas kebesaran dan keandalan Tuhan sebagai Penyelamat. Ketika Daud mengucapkan kata-kata ini, ia berada di puncak kemenangannya, terbebas dari musuh-musuhnya dan dikukuhkan sebagai raja Israel. Pengalamannya yang penuh dengan perjuangan, peperangan, dan berbagai cobaan hidup, memberikannya pemahaman yang mendalam tentang siapa Tuhan itu bagi dirinya.

Inti dari Mazmur 18:46 terletak pada pengakuan bahwa TUHAN itu hidup. Kehidupan Tuhan bukan hanya berarti keberadaan-Nya, tetapi juga kuasa-Nya yang aktif dan nyata. Ia bukan dewa mati yang pasif atau kekuatan alam yang tak berakal. Ia adalah Pribadi yang berkehendak, yang bertindak, dan yang peduli terhadap umat-Nya. Pengakuan ini menjadi landasan mengapa Ia layak untuk dipuji dan ditinggikan.

Kemudian, Daud memuji Penyelamatnya. Dalam konteks Mazmur 18, "penyelamat" ini merujuk pada Tuhan yang telah berkali-kali menyelamatkan Daud dari bahaya maut. Mulai dari masa mudanya ketika ia masih seorang gembala, menghadapi binatang buas, hingga saat-saat ia dikejar-kejar oleh Raja Saul yang iri hati, dan dalam pertempuran melawan musuh-musuh Israel. Setiap kemenangan, setiap pelarian, setiap kali ia tidak binasa, adalah bukti tangan Tuhan yang melindungi dan menyelamatkan.

Frasa "dan terangkatlah Allah Penyelamatku!" memperkuat pujian tersebut. Kata "terangkatlah" memberikan nuansa keagungan dan kekuasaan. Allah tidak hanya menyelamatkan, tetapi Ia juga ditinggikan, dihormati, dan diagungkan di atas segala sesuatu. Ini adalah pengakuan bahwa sumber segala keselamatan dan kebaikan adalah dari Allah semata. Tidak ada kekuatan lain yang dapat menandingi atau menyaingi kuasa-Nya.

Bagi kita di zaman sekarang, Mazmur 18:46 tetap relevan. Kehidupan seringkali penuh dengan tantangan, kesulitan, dan situasi yang terasa mustahil. Ada kalanya kita menghadapi kekhawatiran finansial, masalah kesehatan, konflik dalam hubungan, atau bahkan pergumulan iman. Dalam setiap situasi ini, ayat ini mengingatkan kita untuk tidak bersandar pada kekuatan diri sendiri atau pada sumber-sumber duniawi yang sementara. Sebaliknya, kita dipanggil untuk menengadah kepada Tuhan yang hidup dan berkuasa, mengakui Dia sebagai Penyelamat kita.

Ketika kita menghadapi ketakutan, ayat ini memberikan keberanian. Ketika kita merasa lemah, ayat ini menguatkan. Ketika kita merasa putus asa, ayat ini memberikan harapan. Kehidupan Tuhan menjamin bahwa Ia selalu ada, selalu bertindak, dan selalu siap menolong mereka yang berseru kepada-Nya. Memuji Dia sebagai Penyelamat berarti mengakui bahwa Ia memiliki kuasa untuk mengubah keadaan, untuk memberikan jalan keluar, dan untuk membawa kita melewati badai kehidupan dengan selamat.

Oleh karena itu, seperti Daud, marilah kita senantiasa memuji TUHAN. Biarlah pujian kita tidak hanya muncul saat kita berada dalam kemenangan, tetapi juga saat kita bergumul. Karena justru dalam kerapuhan kitalah, kuasa Tuhan semakin dinyatakan. Terangkatlah Allah Penyelamatku! Nama-Nya layak dipuji sekarang dan selamanya.