Mazmur 35:16

"Seperti orang fasik yang mencari celaka, mereka meratap; mereka tidak meminta pertolongan TUHAN."

Ayat Mazmur 35:16 ini secara ringkas menggambarkan sebuah ironi yang mendalam. Di satu sisi, kita melihat gambaran orang fasik yang hidup dalam kesesatan, yang justru mencari atau terlibat dalam tindakan yang membawa celaka bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Kelihatan seolah-olah mereka menikmati atau terjerumus dalam keburukan, bahkan hingga meratap kesakitan dari perbuatan mereka. Namun, ironisnya, di tengah ratapan dan penderitaan yang mereka ciptakan sendiri, mereka justru menolak untuk berpaling kepada sumber pertolongan sejati, yaitu Tuhan. Mereka tidak meminta pertolongan TUHAN.

Pesan ini mengajak kita untuk merenungkan perilaku kita sendiri, terutama saat menghadapi kesulitan atau penderitaan. Apakah kita, dalam keadaan tertekan, cenderung mencari solusi instan yang justru membawa masalah lebih besar, ataukah kita dengan rendah hati berpaling kepada Tuhan? Mazmur ini mengingatkan bahwa jalan orang fasik adalah jalan yang penuh dengan jebakan dan kekecewaan, di mana ratapan hanya menjadi bagian dari siklus kesesatan yang tak berujung karena penolakan terhadap campur tangan ilahi.

Simbol Harapan dan Doa Dua tangan terangkat ke arah langit cerah, dikelilingi oleh simbol daun zaitun yang melambangkan kedamaian dan permohonan.

Makna dan Penerapan

Konteks Mazmur 35 secara umum adalah doa Daud yang sedang dalam penderitaan akibat permusuhan dari lawan-lawannya. Ayat ini muncul di tengah seruan Daud agar Tuhan membela dan menghukum musuh-musuhnya. Orang-orang fasik yang dimaksud di sini adalah mereka yang dengan sengaja menyakiti Daud, namun ketika malapetaka menimpa mereka (mungkin sebagai akibat dari perbuatan jahat mereka sendiri), mereka tidak mencari Tuhan. Ini menunjukkan arogansi dan kekerasan hati, sebuah ketidakmauan untuk mengakui otoritas dan kuasa Tuhan dalam hidup mereka.

Dalam kehidupan modern, kita bisa melihat paralel dari situasi ini. Seringkali, ketika orang menghadapi kesulitan, mereka mencari jalan keluar melalui cara-cara yang tidak sehat: kecanduan, kesibukan berlebihan yang mengabaikan kebutuhan spiritual, atau bahkan menyalahkan orang lain tanpa introspeksi diri. Perilaku ini, meskipun mungkin memberikan pelarian sementara, pada akhirnya hanya akan memperdalam jurang penderitaan. Mazmur 35:16 mengajarkan sebuah kebenaran fundamental: bahwa sumber pertolongan sejati dan pemulihan datang dari Tuhan. Menolak-Nya berarti menolak harapan dan solusi yang kekal.

Penerapan dari ayat ini adalah pentingnya memiliki sikap hati yang senantiasa mencari Tuhan, bukan hanya di saat-saat sulit, tetapi sebagai cara hidup. Ketika kita menyadari kesalahan kita, atau ketika kita menghadapi tantangan, langkah pertama dan utama seharusnya adalah berdoa, merenung, dan memohon bimbingan serta kekuatan dari Tuhan. Ini bukan tanda kelemahan, melainkan kebijaksanaan dan keberanian untuk mengakui keterbatasan diri dan bergantung pada sumber kekuatan yang tak terbatas. Dengan demikian, kita menghindari jalan orang fasik yang hanya akan membawa ratapan tanpa akhir.