Mazmur 35:19

"Janganlah biarlah orang yang memusuhi aku dengan sia-sia bersorak-sorai atas aku, atau saling mengedipkan mata dengan senang hati karena kebencian."

Mazmur 35:19 adalah sebuah seruan doa yang kuat dari Pemazmur, Daud, yang sedang menghadapi musuh-musuh yang membencinya. Ayat ini bukan sekadar ungkapan keluhan, melainkan permohonan yang mendalam agar Tuhan tidak membiarkan kejahatan dan kebencian musuh merayakan kemenangan atas dirinya. Frasa "dengan sia-sia bersorak-sorai" menunjukkan bahwa kemenangan musuh itu tidak berdasar pada kebenaran, melainkan didorong oleh niat jahat dan kebencian belaka.

Dalam konteks kehidupan sehari-hari, ayat ini dapat kita renungkan ketika kita mengalami penganiayaan, fitnah, atau ketidakadilan dari orang lain. Terkadang, kita mungkin merasa begitu terpojok dan dipermalukan. Namun, Mazmur 35:19 mengingatkan kita bahwa sumber kekuatan dan harapan kita bukanlah pada kemampuan manusia untuk membela diri, melainkan pada campur tangan ilahi. Daud memohon agar Tuhan sendiri yang bertindak, sehingga musuh tidak memiliki alasan untuk bersukacita atas kejatuhannya.

Saling mengedipkan mata dengan senang hati karena kebencian adalah gambaran perilaku remeh namun penuh makna permusuhan. Ini adalah ekspresi kepuasan tersembunyi atas penderitaan orang lain, sebuah bentuk kemenangan psikologis yang dirasakan oleh para pembenci. Permohonan Daud adalah agar tindakan-tindakan licik dan penuh kebencian ini tidak berhasil. Ia rindu keadilan ditegakkan, dan bukan kejahatan yang berkuasa.

Ayat ini mengajarkan kita pentingnya kedaulatan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan. Ketika kita merasa tidak berdaya menghadapi permusuhan, kita dipanggil untuk menyerahkan persoalan kita kepada Tuhan. Kita perlu memercayai bahwa Tuhan melihat segala sesuatu dan akan bertindak pada waktu-Nya yang tepat. Doa Daud adalah bukti bahwa ketidakadilan dan permusuhan tidak akan bertahan selamanya di hadapan Tuhan.

Lebih dari sekadar permohonan perlindungan, Mazmur 35:19 juga merupakan pengingat akan perang rohani yang sering kita hadapi. Musuh-musuh kita, baik yang terlihat maupun tidak terlihat, seringkali ingin melihat kita jatuh dan kehilangan iman. Namun, dengan berpegang teguh pada kebenaran Firman Tuhan dan mengandalkan kekuatan-Nya, kita dapat menanggung setiap cobaan. Biarlah doa kita senantiasa selaras dengan kehendak Tuhan, memohon agar kebenaran-Nya menang, dan agar tidak ada seorang pun yang bersorak atas penderitaan orang percaya dengan alasan yang salah.