Mazmur 35:21

Mereka membuka mulutnya terhadap aku, berkata: "Aha! Aha! Mata kami telah melihatnya!"

Ayat Mazmur 35:21 menggambarkan sebuah momen penderitaan dan pengkhianatan yang dialami oleh pemazmur. Kalimat "Mereka membuka mulutnya terhadap aku, berkata: 'Aha! Aha! Mata kami telah melihatnya!'" menyoroti rasa ejekan, kemenangan semu, dan kepuasan musuh yang melihat kesusahan orang benar. Dalam konteks kitab Mazmur, ayat ini seringkali dipahami sebagai ungkapan hati Daud atau pemazmur lainnya yang sedang menghadapi musuh-musuh yang jahat, yang bertepuk tangan melihat ia terpuruk. Rasa "aha! aha!" ini menunjukkan kegembiraan mereka atas kejatuhan seseorang yang mereka anggap pantas mendapatkannya, atau setidaknya memberikan kepuasan pada kebencian mereka.

Seringkali, ketika kita berada dalam kesulitan, ada orang-orang di sekitar kita yang mungkin tidak bersimpati, bahkan mungkin menikmati penderitaan kita. Mereka melihat kesalahan kita, kelemahan kita, atau bahkan keberhasilan kita yang lalu, dan menggunakan momen kelemahan untuk merasa lebih superior. Ayat ini mengingatkan kita bahwa pengalaman seperti ini bukanlah hal baru dalam perjalanan hidup orang beriman. Sejarah banyak tokoh Alkitab, termasuk Yesus sendiri, dipenuhi dengan contoh bagaimana orang-orang mengejek dan bersukacita atas penderitaan mereka.

Namun, keindahan kitab Mazmur tidak hanya berhenti pada penggambaran kesusahan. Ayat-ayat sebelum dan sesudahnya seringkali mengarah pada doa permohonan pertolongan dari Tuhan. Pemazmur dalam Mazmur 35 secara keseluruhan memohon agar Tuhan membela perkaranya, menghukum musuh-musuh-Nya, dan memberikan keadilan. Perasaan diejek oleh musuh-musuh tersebut justru semakin mendorong pemazmur untuk berseru kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Ia tahu bahwa meskipun manusia bersorak-sorai melihat kejatuhannya, hanya Tuhan yang mampu memulihkan dan menyelamatkannya.

Dalam kehidupan modern, kita mungkin tidak selalu menghadapi permusuhan fisik atau ejekan verbal yang terang-terangan seperti yang digambarkan dalam Mazmur. Namun, kita bisa saja mengalami pengucilan sosial, gosip, fitnah, atau bahkan melihat orang lain merasa senang ketika kita gagal. Saat-saat seperti inilah kita perlu mengingat Mazmur 35:21 dan menemukan kekuatan dalam iman. Kita diingatkan untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan untuk menyerahkan segala perkara kepada Tuhan. Perasaan "aha! aha!" dari orang lain seharusnya tidak merusak kedamaian hati kita, karena penghakiman yang sesungguhnya berada di tangan Tuhan.

Memahami ayat ini secara mendalam membantu kita untuk memiliki perspektif yang lebih luas tentang penderitaan. Ini bukan hanya tentang apa yang orang lain pikirkan atau katakan tentang kita, tetapi tentang bagaimana kita meresponsnya dengan iman dan ketabahan. Pemazmur, meskipun merasakan kepedihan diejek, tetap memusatkan pandangannya pada Tuhan. Ini adalah pelajaran berharga bagi kita: bahkan di tengah cibiran dan kemenangan palsu orang lain atas kejatuhan kita, Tuhan tetap menjadi sumber kekuatan dan pengharapan kita. Doa yang tulus dan penyerahan diri kepada kehendak-Nya adalah jawaban terbaik bagi setiap ejekan dan kesulitan yang kita hadapi.