Memahami Keadilan Ilahi
Ayat Mazmur 58:11 seringkali menimbulkan pertanyaan karena bahasanya yang kuat. Namun, untuk memahaminya, kita perlu melihatnya dalam konteks puitis dan teologis Perjanjian Lama. Mazmur ini ditulis oleh pemazmur yang sedang mengalami ketidakadilan dan kejahatan yang merajalela. Dalam situasi seperti itu, pemazmur berseru kepada Tuhan untuk campur tangan dan menegakkan keadilan-Nya.
Keadilan yang dimaksud di sini bukanlah balas dendam dalam arti sempit yang bersifat pribadi atau sadis. Sebaliknya, ini adalah pengakuan akan kedaulatan Tuhan sebagai Hakim Agung. Ketika Tuhan bertindak untuk mengalahkan kejahatan dan memulihkan ketertiban, itu adalah manifestasi dari keadilan-Nya yang sempurna.
Sukacita Orang Benar
Ungkapan "orang benar akan bersukacita" menyoroti perspektif ilahi. Bagi orang yang hidup dalam kesetiaan kepada Tuhan dan mengalami penindasan oleh orang fasik, melihat kejahatan dihukum bukanlah sumber kesenangan yang jahat, melainkan bukti bahwa kebaikan pada akhirnya menang dan keadilan ilahi ditegakkan. Ini adalah sukacita yang timbul dari pemulihan moral dan spiritual, di mana kebenaran kemenangan atas kepalsuan.
Dalam konteks budaya dan zaman itu, gambaran "mencuci kaki dalam darah orang fasik" adalah metafora yang sangat kuat. Ini menggambarkan kepastian dan ketuntasan penghakiman Tuhan. Ini juga bisa diartikan sebagai pembersihan diri dari noda kejahatan yang mungkin telah menyebar dan meracuni masyarakat. Ketika kejahatan disingkirkan, orang benar dapat kembali menikmati kedamaian dan kesucian.
Relevansi di Era Modern
Meskipun bahasa dan gambaran dalam Mazmur 58:11 mungkin terasa kuno, inti pesannya tetap relevan. Di dunia yang masih bergulat dengan ketidakadilan, korupsi, dan kejahatan, kita mendambakan keadilan. Kita percaya bahwa Tuhan pada akhirnya akan campur tangan. Sukacita yang dijanjikan kepada orang benar adalah harapan akan datangnya Kerajaan Allah, di mana keadilan akan berkuasa sepenuhnya dan segala bentuk kejahatan akan dilenyapkan.
Ini menjadi pengingat bahwa perjuangan antara kebaikan dan kejahatan adalah nyata, dan bahwa Tuhan adalah Hakim yang adil. Keyakinan akan kedaulatan-Nya memberi kekuatan dan penghiburan bagi mereka yang hidup benar di tengah dunia yang seringkali tampak tidak adil. Mazmur ini mengajak kita untuk tetap teguh dalam iman, percaya bahwa pada akhirnya, kemenangan keadilan ilahi akan membawa sukacita yang langgeng.