Mazmur 60:10

"Siapakah yang akan membawa aku ke kota berbenteng? Siapakah yang akan membawa aku ke Edom?"
Simbol perjalanan menuju perlindungan dan harapan.

Mazmur 60:10 adalah sebuah seruan yang penuh dengan kerinduan dan ketidakpastian. Penulis mazmur, yang tampaknya sedang berada dalam situasi kehancuran dan kekalahan, bertanya dengan getir: "Siapakah yang akan membawa aku ke kota berbenteng? Siapakah yang akan membawa aku ke Edom?" Pertanyaan ini bukan sekadar permintaan bantuan fisik, melainkan ekspresi mendalam dari perasaan terisolasi, kebingungan, dan kerinduan akan keselamatan serta pemulihan. Kota berbenteng melambangkan keamanan dan perlindungan, sementara Edom, dalam konteks sejarah Israel, sering kali dikaitkan dengan musuh atau wilayah yang sulit dijangkau.

Di tengah kehancuran pasca-pertempuran, ketika benteng pertahanan runtuh dan wilayah musuh menguasai, manusia kerap merasa ditinggalkan dan tak berdaya. Mazmur ini mencerminkan pengalaman kolektif umat Tuhan yang pernah mengalami kekalahan besar. Mereka merindukan seorang pemimpin atau kekuatan yang mampu membimbing mereka keluar dari keputusasaan, menuntun mereka menuju tempat yang aman, dan mengembalikan kejayaan mereka. Pertanyaan retoris ini menegaskan jurang pemisah antara kondisi mereka saat ini dan tujuan yang ingin dicapai. Tidak ada jawaban instan, tidak ada jalan keluar yang jelas di hadapan mata.

Namun, di balik keputusasaan yang tersirat, terdapat benang merah harapan yang kuat. Penulis mazmur tidak berhenti pada pertanyaan, melainkan terus melanjutkan dalam ayat-ayat berikutnya dengan keyakinan akan pertolongan Tuhan. Mazmur 60:10 seringkali menjadi titik awal refleksi tentang bagaimana umat beriman menghadapi kesulitan. Ini adalah pengingat bahwa bahkan dalam situasi terburuk, ketika tampaknya tidak ada jalan keluar, harapan untuk pemulihan dan keselamatan senantiasa ada. Kesulitan mungkin menghadang, kota berbenteng tampak jauh, namun Tuhan berjanji untuk selalu menyertai dan memberikan kekuatan.

Konteks sejarah Mazmur 60 sendiri merujuk pada kemenangan Raja Daud atas Aram-Mesopotamia dan Aram-Zoba, serta kekalahan yang dialami oleh orang Yehuda di Lembah Garam. Ayat ini bisa jadi merupakan ungkapan kekalahan yang dialami umat Israel di medan perang, membuat mereka kehilangan benteng pertahanan dan berada dalam ancaman musuh. Pertanyaan yang diajukan menunjukkan kerinduan akan kembalinya anugerah dan perlindungan Tuhan, yang sebelumnya telah mereka nikmati. Keadaan seperti ini mengajarkan kita tentang ketergantungan total pada Tuhan, terutama ketika kekuatan diri sendiri tidak lagi mencukupi.

Dalam kehidupan modern, "kota berbenteng" dan "Edom" bisa diartikan sebagai berbagai macam kesulitan hidup: masalah ekonomi, penyakit, kegagalan karier, atau konflik pribadi. Ketika kita merasa terjebak, tak berdaya, dan tidak tahu jalan keluar, kita pun bisa saja berteriak dalam hati, "Siapakah yang akan menolongku?" Mazmur 60:10 mengundang kita untuk merenungkan siapa sumber pertolongan sejati kita. Walaupun ayat ini penuh dengan keraguan, ia juga membuka ruang untuk berseru kepada Tuhan. Karena pada akhirnya, bukan benteng duniawi atau kekuatan manusia yang akan menyelamatkan, melainkan campur tangan ilahi yang menawarkan perlindungan dan membawa kita pada kemenangan.