Mazmur 68:3

"Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka bersorak-sorai di hadapan Allah, mereka bersukacita dengan sukacita."

Ayat Mazmur 68:3 ini adalah sebuah permata spiritual yang menawarkan wawasan mendalam tentang keadaan hati orang-orang yang dikasihi Allah. Kata-kata ini bukan sekadar deskripsi pasif, melainkan sebuah gambaran aktif tentang sukacita dan ungkapan syukur yang meluap dari hati orang benar. Dalam dunia yang seringkali penuh dengan tantangan dan kesengsaraan, penekanan pada sukacita yang tulus ini menjadi sebuah pengingat yang sangat berarti.

Siapakah "orang-orang benar" yang dimaksud dalam ayat ini? Dalam konteks Alkitab, istilah ini tidak merujuk pada kesempurnaan moral manusia yang tanpa cela. Sebaliknya, ini adalah gambaran tentang mereka yang hidup dalam ketaatan kepada Allah, yang hatinya condong kepada kehendak-Nya, dan yang memiliki iman yang teguh kepada-Nya. Mereka adalah orang-orang yang telah menerima pengampunan dan pemulihan melalui anugerah-Nya, sehingga mereka dapat berdiri di hadapan-Nya tanpa rasa malu. Kehidupan mereka ditandai oleh sebuah hubungan yang mendalam dengan Sang Pencipta, sebuah hubungan yang memupuk rasa percaya dan keamanan.

Sukacita yang digambarkan di sini bukanlah sukacita yang dangkal atau bergantung pada keadaan eksternal semata. Ini adalah sukacita yang berakar pada kehadiran Allah, pada pengetahuan bahwa mereka berada dalam perlindungan-Nya, dan pada janji-janji-Nya yang setia. "Mereka bersorak-sorai di hadapan Allah" menunjukkan sebuah ibadah yang penuh semangat dan penyerahan diri. Ini adalah sebuah pengakuan yang lantang akan kebesaran dan kebaikan-Nya. Bayangkan sebuah paduan suara pujian, sebuah orkestra yang dimainkan dengan penuh semangat, semuanya berpadu dalam harmoni untuk memuliakan Tuhan.

Lebih jauh lagi, ayat ini menyatakan bahwa mereka "bersukacita dengan sukacita." Pengulangan kata "sukacita" ini menekankan intensitas dan kedalaman perasaan tersebut. Ini adalah sukacita yang melimpah, yang memenuhi seluruh keberadaan mereka, baik secara emosional maupun spiritual. Ini adalah sukacita yang tidak dapat dipadamkan oleh kesulitan dunia, karena sumbernya adalah ilahi. Ketika hati seseorang dipenuhi oleh kasih dan kebenaran Allah, sukacita akan menjadi buah yang alami dan tak terhindarkan.

Bagi kita di zaman sekarang, Mazmur 68:3 memberikan sebuah teladan yang indah. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, marilah kita berusaha untuk hidup sebagai orang benar di hadapan Allah, memupuk hubungan yang intim dengan-Nya, dan membiarkan sukacita-Nya memenuhi hati kita. Ketika kita mengalami pengampunan-Nya, merasakan kasih-Nya, dan mempercayai janji-janji-Nya, kita pun dapat bersukacita, bersorak-sorai, dan memuliakan Dia. Biarlah hidup kita menjadi sebuah kesaksian yang hidup tentang sukacita yang tulus yang hanya dapat ditemukan dalam hadirat-Nya.