Mazmur 71:22

"Aku pun akan memuji Engkau dengan kecapi, ya Tuhanku, karena kesetiaan-Mu; aku akan menyanyikan nyanyian syukur bagi-Mu dengan kecapi, ya Yang Mahakudus, Allah Israel."
Simbol Harmoni dan Syukur

Ayat Mazmur 71:22 ini merupakan ungkapan hati yang mendalam dari seorang yang telah mengalami begitu banyak perbuatan ajaib dan kesetiaan dari Tuhan. Dalam situasi apapun, pemazmur memiliki keinginan yang membara untuk mengangkat suara pujian dan syukur. Ini bukan sekadar ucapan, melainkan sebuah persembahan yang lahir dari pengenalan akan keagungan dan kasih Tuhan.

Penggunaan kata "kecapi" dalam ayat ini bukan hanya sekadar alat musik, melainkan simbol dari ekspresi keindahan dan harmoni yang dipersembahkan kepada Sang Pencipta. Kecapi seringkali diasosiasikan dengan melodi yang merdu, yang mampu menyentuh hati dan membangkitkan emosi. Begitu pula, pujian dan syukur kepada Tuhan seharusnya lahir dari lubuk hati yang terdalam, dengan melodi kehidupan yang sesuai dengan kehendak-Nya.

Kesetiaan Tuhan adalah tema yang terus digaungkan dalam Kitab Mazmur. Pemazmur mengakui bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya, bahkan ketika mereka jatuh dalam kesalahan atau menghadapi kesulitan. Kesetiaan ini patut diakui dan dirayakan. Di tengah dunia yang seringkali diliputi ketidakpastian dan pengkhianatan, kesetiaan Tuhan adalah jangkar yang kokoh bagi iman kita. Kesetiaan-Nya abadi, mendahului segala sesuatu, dan menjadi sumber kekuatan serta penghiburan.

Lebih lanjut, ayat ini menyebut Tuhan sebagai "Yang Mahakudus, Allah Israel." Gelar ini menekankan kekudusan Tuhan yang sempurna, yang membedakan-Nya dari segala ciptaan. Kekudusan-Nya adalah sumber kemuliaan dan kuasa-Nya. Sebagai Allah Israel, Ia telah menunjukkan kuasa-Nya dalam sejarah penyelamatan umat pilihan-Nya. Pemazmur menyadari bahwa segala pujian dan nyanyian syukur yang ia naikkan adalah respons yang pantas bagi pribadi Tuhan yang luar biasa ini.

Dalam kehidupan modern yang serba cepat, penting bagi kita untuk menyisihkan waktu dan merenungkan kebaikan Tuhan. Sama seperti pemazmur yang bertekad untuk memuji dengan kecapi, kita pun dapat menemukan cara-cara untuk mengekspresikan syukur kita. Bisa jadi melalui doa pribadi, nyanyian pujian, berbagi kesaksian, atau melalui perbuatan kasih yang mencerminkan karakter Tuhan. Apapun bentuknya, yang terpenting adalah ketulusan hati dan pengenalan akan kebesaran-Nya.

Mazmur 71:22 mengingatkan kita bahwa pujian dan syukur bukanlah tugas yang memberatkan, melainkan sebuah hak istimewa. Ini adalah sebuah kesempatan untuk terhubung lebih dalam dengan Tuhan, untuk memperkuat iman kita, dan untuk menjadi terang bagi orang lain. Mari kita renungkan kesetiaan Tuhan dalam hidup kita, dan biarkan hati kita dipenuhi dengan melodi syukur yang indah kepada-Nya.