Mazmur 75:3 - Keadilan Ilahi Mengambil Alih

"Ketika waktunya tiba, Aku, Tuhan, akan menghakimi dengan adil."

Ayat Mazmur 75:3 ini adalah sebuah proklamasi yang menggema, membangkitkan rasa percaya diri dan harapan bagi umat Tuhan. Di tengah ketidakpastian dunia, di mana kejahatan kadang tampak merajalela dan ketidakadilan seringkali terasa tak terbendung, firman ini mengingatkan kita bahwa ada tangan ilahi yang bekerja, merencanakan, dan pada akhirnya akan menetapkan keadilan sejati. Kata-kata ini bukan sekadar janji pasif, melainkan pernyataan aktif dari otoritas dan kedaulatan Allah atas segala sesuatu. Kutipan "Ketika waktunya tiba" mengandung kebijaksanaan ilahi yang tak terselami. Allah tidak terburu-buru, tetapi juga tidak pernah terlambat. Keadilan-Nya memiliki waktu yang sempurna, sebuah pengaturan kosmis yang melampaui pemahaman manusia. Ini mengajarkan kita untuk bersabar, untuk tidak mengambil masalah ke dalam tangan kita sendiri dengan cara yang merusak, melainkan untuk menyerahkan perkara kepada Sang Hakim Agung. Dalam penantian inilah, iman kita diuji dan diperkuat. Kita belajar untuk percaya bahwa di balik setiap peristiwa, ada rencana yang lebih besar, sebuah penghakiman yang pasti akan datang. Lebih lanjut, penegasan "Aku, Tuhan" memberikan bobot dan otoritas yang tak terbantahkan pada pernyataan ini. Bukan manusia, bukan sistem duniawi, tetapi Tuhan sendiri yang akan mengambil tindakan. Ini adalah jaminan bahwa keadilan yang akan ditegakkan adalah keadilan yang murni, tanpa bias, tanpa korupsi, dan tanpa cacat. Keadilan-Nya adalah refleksi dari karakter-Nya yang kudus dan maha tahu. Dia melihat segalanya, mengerti segalanya, dan akan bertindak berdasarkan kebenaran yang mutlak. Implikasi dari Mazmur 75:3 ini sangat luas. Bagi orang-orang yang tertindas, ayat ini adalah sumber penghiburan yang tak ternilai. Ia menjanjikan pemulihan dan keadilan bagi mereka yang telah menderita. Bagi mereka yang berbuat kejahatan, ayat ini adalah peringatan yang serius, sebuah pengingat bahwa tidak ada perbuatan yang luput dari pengawasan ilahi. Bagi semua orang, ayat ini adalah panggilan untuk hidup dalam kebenaran dan integritas, karena kita tahu bahwa pada akhirnya, setiap tindakan akan diadili. Dalam konteks yang lebih luas, Mazmur 75:3 berbicara tentang kedaulatan Allah atas sejarah. Sejarah bukan sekadar rangkaian peristiwa acak, melainkan sebuah narasi yang diarahkan oleh kehendak Allah. Dia adalah Penguasa segala bangsa dan penguasa segala waktu. Oleh karena itu, meskipun situasi dunia mungkin tampak kacau, kita dapat menemukan kedamaian dengan mengetahui bahwa Allah memegang kendali. Dia akan memulihkan keteraturan dan menegakkan kerajaan-Nya.

Memahami Mazmur 75:3 mendorong kita untuk menjaga hati kita agar tidak dipenuhi kepahitan atau keinginan balas dendam. Sebaliknya, kita dipanggil untuk meneladani Kristus, yang dalam pengajaran-Nya menekankan pengampunan dan kasih. Namun, ini tidak berarti kita harus tinggal diam menghadapi ketidakadilan. Ayat ini justru memberi kita keyakinan bahwa Tuhan sendirilah yang akan melakukan penghakiman. Tugas kita adalah untuk setia, untuk bersaksi tentang kebenaran, dan untuk hidup sesuai dengan firman-Nya, sambil menantikan penggenapan janji-Nya.

Pada akhirnya, Mazmur 75:3 adalah janji yang penuh harapan dan peringatan yang tegas. Ia mengingatkan kita akan sifat adil dari Allah, waktu-Nya yang sempurna, dan otoritas-Nya yang tak terbantahkan. Ayat ini mengundang kita untuk hidup dalam iman, kesabaran, dan integritas, mengetahui bahwa keadilan ilahi pasti akan terwujud.