"Jangan kamu berkata: 'Sungguh, tandukku kami tinggikan, seolah-olah kami yang kuat.'
Mazmur 75:5 merupakan seruan peringatan yang penting, mengingatkan kita untuk tidak sombong atas kekuatan atau pencapaian kita sendiri. Ayat ini menyerukan rendah hati dan pengakuan bahwa segala kekuatan dan kemampuan berasal dari Yang Maha Kuasa. Seringkali, dalam kesibukan hidup, kita cenderung mengagung-agungkan kemampuan diri, melupakan sumber sejati dari segala berkat.
Penulis mazmur dengan tegas menyatakan agar kita tidak meninggikan "tanduk" kita. Dalam konteks budaya kuno, tanduk seringkali melambangkan kekuatan, kekuasaan, dan kemenangan. Mengangkat tanduk berarti menunjukkan superioritas atau kebanggaan yang berlebihan. Namun, ayat ini mengajarkan bahwa kebanggaan semacam itu adalah keliru dan menyesatkan. Kita tidak seharusnya mengklaim keunggulan seolah-olah itu adalah hasil dari usaha kita semata.
Sebaliknya, ayat ini mengajak kita untuk menyadari bahwa kekuatan sejati dan kemampuan untuk mencapai sesuatu datangnya dari Tuhan. Tuhanlah yang memberikan kita talenta, kesempatan, dan keberanian. Kemenangan yang kita raih, kemakmuran yang kita nikmati, dan kekuatan yang kita miliki adalah anugerah-Nya. Ketika kita bertindak dengan kesombongan, kita justru menjauhkan diri dari sumber kekuatan sejati tersebut.
Lebih jauh lagi, Mazmur 75:5 secara implisit mengarahkan perhatian kita kepada keilahian Tuhan. "Yang Kudus" dalam penamaan Mazmur 75 menekankan kesucian, keadilan, dan kemuliaan-Nya. Tuhan yang Kudus tidak mentolerir kesombongan. Ia menentang orang yang angkuh dan meninggikan diri sendiri. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk senantiasa menjaga sikap hati yang tunduk dan mengakui kedaulatan-Nya dalam segala aspek kehidupan.
Pelajaran dari ayat ini sangat relevan bagi kehidupan modern. Dalam dunia yang sering kali menghargai ambisi pribadi dan persaingan ketat, godaan untuk sombong atas prestasi diri bisa sangat kuat. Entah itu dalam karier, pendidikan, atau pencapaian pribadi lainnya, kita perlu berhati-hati agar tidak jatuh ke dalam jebakan kesombongan. Mengingat bahwa segala sesuatu adalah pemberian Tuhan membantu kita tetap membumi dan bersyukur.
Mazmur 75:5 bukan hanya larangan untuk bersikap sombong, tetapi juga undangan untuk hidup dalam kebenaran dan kerendahan hati. Dengan menyadari bahwa kekuatan sejati ada pada Tuhan, kita dapat hidup dengan lebih tenang, bergantung pada-Nya dalam segala situasi. Ketakutan akan kegagalan dapat berkurang ketika kita tahu bahwa Tuhan yang mengendalikan segalanya. Kemenangan yang diraih pun akan terasa lebih manis ketika kita menyadari itu adalah karya-Nya yang luar biasa.
Marilah kita secara konsisten merenungkan kebenaran Mazmur 75:5 dalam keseharian kita. Biarlah hati kita senantiasa dipenuhi rasa syukur dan hormat kepada Tuhan yang Kudus, sumber segala kebaikan. Dengan demikian, kita dapat menjalani hidup yang berkenan di hadapan-Nya, bukan dengan tanduk yang terangkat tinggi karena kesombongan, melainkan dengan hati yang penuh pujian atas kekuatan dan kemuliaan-Nya.