"Sesungguhnya, murka manusia akan menjadi puji-pujian bagi-Mu; sisa murka itu akan Kau kendalikan."
Ayat Mazmur 76:11 merupakan sebuah pengingat yang kuat akan kedaulatan Allah yang mutlak atas segala sesuatu, termasuk tindakan dan niat manusia. Ayat ini menegaskan bahwa bahkan ketika manusia bertindak dengan murka, kebencian, atau niat jahat, Allah sanggup mengubah situasi tersebut menjadi sesuatu yang pada akhirnya memuliakan nama-Nya. Ini adalah janji perlindungan ilahi yang mendalam, memberikan ketenangan bagi orang percaya di tengah badai kehidupan.
Dalam konteks sejarah, Mazmur 76 sering dikaitkan dengan kemenangan besar yang diberikan Allah kepada umat-Nya, khususnya dalam peristiwa penghancuran pasukan Asyur di bawah pimpinan Sanherib yang menyerang Yerusalem. Pukulan telak yang diterima oleh musuh bukan hanya hasil dari strategi militer manusia, tetapi campur tangan ilahi yang luar biasa. Murka dan ancaman yang ditujukan kepada Israel justru berakhir menjadi bukti kebesaran dan kuasa Allah. Ayat ini merangkum kebenaran bahwa Allah tidak hanya membiarkan kejahatan terjadi, tetapi Ia secara aktif bekerja di balik layar, mengendalikan hasil akhir agar sesuai dengan rencana-Nya yang kudus dan mulia.
Bagaimana murka manusia dapat menjadi pujian bagi Allah? Ini terjadi ketika rencana-rencana jahat yang dilancarkan oleh manusia akhirnya gagal total atau bahkan berbalik merugikan pelakunya, dan dalam kegagalan itu, kuasa serta kebijaksanaan Allah terlihat dengan jelas. Contohnya adalah pengalaman Yusuf di Mesir. Saudara-saudaranya menjualnya ke perbudakan karena iri hati dan kebencian, sebuah tindakan yang didorong oleh murka. Namun, Allah mengizinkannya terjadi dan bahkan menggunakannya untuk mengangkat Yusuf menjadi pemimpin yang menyelamatkan keluarganya dari kelaparan. Yusuf sendiri menyadari dan berkata kepada saudara-saudaranya, "Memang kamu telah merencanakan kejahatan terhadap aku, tetapi Allah telah merencanakannya untuk kebaikan, supaya terjadilah seperti yang terjadi sekarang ini, menyelamatkan nyawa orang banyak" (Kejadian 50:20).
Frasa "sisa murka itu akan Kau kendalikan" menunjukkan bahwa Allah tidak hanya menghentikan kejahatan, tetapi juga mengatur batas-batasnya. Ia tidak akan membiarkan kejahatan melampaui apa yang diizinkan-Nya, dan bahkan dalam batasan itu, Ia memiliki tujuan yang lebih besar. Ini adalah sumber penghiburan yang luar biasa. Ketika kita menghadapi kesulitan, pengkhianatan, atau kebencian dari orang lain, kita dapat berpegang pada janji ini. Allah tidak buta terhadap penderitaan kita, dan Ia memiliki kendali penuh atas situasi tersebut. Ia dapat menggunakan kesulitan tersebut untuk membentuk karakter kita, memperdalam iman kita, atau membuka jalan keluar yang tidak terduga.
Oleh karena itu, Mazmur 76:11 mendorong kita untuk hidup dengan iman dan kepercayaan yang teguh kepada Allah. Daripada membalas kejahatan dengan kejahatan, atau hidup dalam ketakutan akan ancaman dunia, kita dipanggil untuk berserah kepada hikmat dan kuasa-Nya. Keyakinan bahwa Allah akan mengubah murka manusia menjadi pujian bagi-Nya, dan mengendalikan segala sesuatu, membebaskan kita dari beban dendam dan kecemasan. Ini adalah undangan untuk mengalihkan pandangan kita dari kejahatan di sekitar kita kepada Dia yang memiliki kendali mutlak, dan menemukan kedamaian dalam janji-Nya.