Mazmur 78:24: Roti Surgawi yang Tak Terlupakan

"Ia telah memerintahkan awan-gemawan dari atas, dan membuka pintu-pintu langit."

Nubuat Roti Surgawi

Ayat Mazmur 78:24 menggambarkan sebuah peristiwa yang monumental dalam sejarah Israel: pemberian manna di padang gurun. Lirik puitis ini menggunakan gambaran yang megah untuk mengungkapkan campur tangan ilahi yang luar biasa. "Ia telah memerintahkan awan-gemawan dari atas, dan membuka pintu-pintu langit." Ini bukan sekadar deskripsi meteorologis, melainkan metafora yang kuat untuk sebuah pemberian yang turun dari surga, memenuhi kebutuhan umat yang sedang dalam perjalanan.

Peristiwa manna dicatat secara rinci dalam Kitab Keluaran dan Bilangan. Setelah keluar dari tanah Mesir, bangsa Israel menghadapi kesulitan pangan yang parah di padang gurun yang tandus. Dalam keputusasaan mereka, Tuhan mendengarkan keluhan mereka dan menjawab dengan menyediakan makanan yang ajaib. Manna, yang digambarkan sebagai "roti dari langit," turun setiap pagi, memberikan nutrisi yang cukup bagi jutaan orang Israel selama empat puluh tahun pengembaraan mereka. Ini adalah bukti nyata dari pemeliharaan Tuhan yang konstan dan penuh kasih.

Ayat Mazmur 78:24 secara khusus menyoroti sumber dari pemberian ini. "Awan-gemawan dari atas" dan "pintu-pintu langit" mengacu pada sumber ilahi yang tak terbatas. Tuhan yang Maha Kuasa adalah satu-satunya yang mampu membuka sumber makanan dari tempat yang tampaknya tidak mungkin. Ini mengajarkan sebuah pelajaran penting tentang kedaulatan Tuhan dan kemampuan-Nya untuk menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan umat-Nya, bahkan dalam kondisi yang paling sulit sekalipun. Penggambaran ini juga membangkitkan rasa hormat dan kekaguman terhadap kuasa Tuhan.

Bagi bangsa Israel pada masa itu, manna adalah lebih dari sekadar makanan; itu adalah tanda perjanjian Tuhan, jaminan bahwa Dia bersama mereka dan akan menopang mereka. Mereka diperintahkan untuk mengumpulkan secukupnya setiap hari, mengajarkan ketergantungan pada pemeliharaan harian Tuhan. Ada pelajaran kesetiaan dan ketaatan yang tersirat dalam cara mereka menerima dan menggunakan pemberian ini. Kegagalan untuk mematuhi (seperti menyimpan manna hingga hari berikutnya, kecuali pada hari Sabat) akan menghasilkan pembusukan dan belatung, menunjukkan bahwa pemberian Tuhan harus diterima dan digunakan dengan cara yang benar.

Di zaman modern, kita dapat melihat paralel dalam cara Tuhan menyediakan kebutuhan kita. Meskipun Dia tidak lagi secara fisik menurunkan manna, Dia tetap bekerja melalui berbagai sarana untuk menopang hidup kita. Baik itu melalui pekerjaan yang kita lakukan, kemurahan hati orang lain, atau sumber daya alam yang Dia sediakan, semua itu berasal dari Sumber yang sama. Ayat Mazmur 78:24 mengingatkan kita untuk tidak pernah melupakan asal usul dari segala berkat yang kita terima dan untuk selalu bersyukur serta bergantung pada pemeliharaan ilahi. Dengan membuka "pintu-pintu langit," Tuhan menunjukkan bahwa bagi-Nya tidak ada yang mustahil untuk menyediakan bagi mereka yang percaya kepada-Nya.